Senin, 31 Mei 2010

Polar Night




Kunjunganku kedua ke Tromso Norwegia pada bulan Oktober, bertepatan dengan ulang tahunku ke-40. Pada bulan bulan itu banyak fenomena alam luar biasa yang bisa kusaksikan seperti ‘kaligrafi di gunung Lyngen Alps’ (seperti kuceritakan didepan) dan tak kalah menariknya adalah ‘polar night’ atau malam kutub dimana panjang malam bisa lebih dari 24 jam. ‘Polar night’ hanya terjadi di kawasan dalam lingkaran kutub, langit bertaburan cahaya bintang yang terang dan sangat indah serta bila beruntung kita bisa menyaksikan aurora. Fenomena ‘polar night’ merupakan kebalikan dari ‘Midnight Sun’ dimana matahari tetap di atas cakrawala untuk waktu yang lama dikenal sebagai matahari tengah malam pada bulan Mei. Fenoma alam menakjubkan pada saat ‘polar night’ adalah ‘aurora’ yaitu untaian cahaya di langit kutub (utara dan selatan) seperti kelambu atau selendang raksasa yang menari- nari berubah ubah bentuk dari waktu ke waktu. Cahaya aurora ternyata memperlihatkan dinamika pergerakan dan perubahan cahaya yang harmonis, seolah perubahan cahaya di kutub utara menjadi cermin dari perubahan cahaya di kutub selatan.

Aurora terbentuk karena interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan partikel bermuatan ‘ion’ dari matahari yang disebut dengan plasma. plasma adalah partikel sejenis gas yang terionisasi. Semula gas-gas itu tidak bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat panas di matahari menyebabkan partikel gas terionisasi membentuk ‘plasma’. Plasma ini dipancarkan matahari ke segala arah (biasanya pada saat terjadi peningkatan aktivitas matahari maka pancaran plasma bertambah). Ketika mendekati medan magnet bumi (yang terpusat di kutub utara dan selatan) maka plasma akan tertarik ke kutub-kutub bumi (gejala ini disebut “angin matahari”-solar wind). Saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi eksitasi-relaksasi elektron sehingga memendarkan warna cahaya yang indah.

Fenomena aurora terkait dengan selubung medan magnet -magnetosfer Bumi- dan kemunculan bahaya gelombang elektromagnetik dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang dikenal sebagai badai matahari ’solar storm’. Karena yang berperan adalah medan magnet. Makanya di bumi aurora paling sering terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi di daerah katulistiwa. Aurora yang terkenal adalah Aurora Borealis (di kutub utara) dan Aurora Australis (di kutub selatan).
Cahaya kutub ’polar light’ terjadi karena adanya aliran partikel energi tinggi dari Matahari yang memasuki kawasan kutub-kutub medan magnet Bumi. Gangguan pada medan magnet Bumi ini dinamakan magnetic storm (badai magnet). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA.

Umumnya polar light yang muncul berwarna hijau kekuningan, karena bagian partikel yang membawa energi berbenturan dengan molekul gas oksigen yang berjarak 20 km dari permukaan bumi. Ketika molekul gas nitrogen mendapat benturan partikel, akan memancarkan cahaya ungu kemerahan. Nitrogen, akan memancarkan cahaya biru: sedangkan nitrogen netral akan memancarkan cahaya merah. Karenanya kita dapat melihat garis cahaya merah, biru, hijau dan ungu yang berselang-seling menyelimuti angkasa. Bahkan aurora yang indah cermerlang memperlihatkan bentuk yang selalu berubah, ada yang berbentuk tirai, busur, pita, sinar dan bahkan kaligrafi atau bentuk lainnya.
Munculnya aurora memiliki dua prasyarat, pertama suhu harus rendah. kedua, cuaca harus cerah. Sejumlah besar negara di dunia juga kerap akan tampak aurora, di antaranya termasuk Norwegia, Rusia, Finlandia, Kanada bagian utara, Alaska dan AS bagian Utara. Aurora biasa muncul setiap tahun pada bulan April dan Oktober.

Dampak psikologis, masa-masa ‘polar night’ dapat memicu depresi pada beberapa orang. Orang yang menderita gangguan afektif musiman ‘Seasonal affective disorder’ (SAD) sangat rentan terhadap kondisi ini. Karena itu angka ‘bunuh diri’ dikawasan lingkar kutub utara ini cukup tinggi yang kemungkinan disebabkan sindroma ini. Karenanya beberapa negara kaya memberikan subsidi bagi warganya untuk melancong ke kawasan tropika pada musim musim itu agar rakyatnya tidak terus menerus mengalami depressi karena kondisi alam.

Jumat, 28 Mei 2010

Midnight Sun




Salah satu ‘event favorite’ bulan Mei diplanet bumi adalah menyaksikan ‘Midnight Sun’-matahari tengah malam-. Matahari tengah malam adalah fenomena alam yang terjadi pada bulan-bulan musim panas (summer) di lintang utara dekat Lingkaran Arktik (kutub utara) dimana matahari masih terlihat di tengah malam pada waktu lokal apabila cuaca cerah. Pada bulan Mei ini banyak sekali turis Asia, Eropa Tengah akan berkunjung ke ujung utara bumi itu untuk menyaksikan fenomena alam tsb. Salah satu kota tujuan untuk wisata ‘Midnight Sun’ itu adalah Tromso, Bodo, Hammerfest dan Nordkapp. Tromso adalah kota besar terakhir sebelum memasuki kawasan lingkaran kutub utara. Kota ini terletak 69°40′ Lintang Utara, dan hanya berjarak 350 km dari situ. Pada setiap bulan Mei, matahari akan tenggelam dan langsung terbit di cakrwala kota Tromso. Nah turis-turis mancanegara biasanya berdatangan pada bulan bulan ini.

Pada bulan-bulan Mei sampai Juni suhu udara Kota Tromso paling hangat bisa mencapai 15°C yang merupakan ’hari terpanas’ di kawasan itu. Pada musim itu biasanya warga Tromso akan ’buka baju’ untuk berjemur menikmati musim panas terik matahari yang cukup langka di kawasan itu, dan banyak festival diselenggarakan di kota itu.

Sementara di Svalbard , Norwegia, yang dihuni wilayah utara Eropa, tidak ada matahari terbenam pada tanggal 19 April - 23 Agustus. Lokasi ini merupakan situs ekstrim di mana matahari dapat terus terlihat selama satu tahun. Fenomena yang sebaliknya adalah ’polar night’-malam kutub terjadi di musim dingin ketika matahari tak terlihat sama sekali karena tetap di bawah cakrawala sepanjang hari. Kebetulan aku pernah duakali mengunjunginya pada musim summer dan winter sehingga tahu persis suasana ’kontrast’ kedua musim itu di kawasan bumi paling utara.

Nah, saat ini delegasi Presiden RI tengah mengikuti konferensi Kehutanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berkunjung ke Norwegia pada tanggal 25 sampai 28 Mei. Kunjungan ini dalam rangkat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim bidang Kehutanan. Apabila beruntung dan sempat rombongan delegasi itu bisa ber-ekowisata menonton ’Midnight Sun’ itu yang berjarak sekitar 3 jam penerbangan dari Oslo, ibukota Norwegia.

Tromso Sound Tunnell




Pada kunjungan kedua ke Norwegia, aku dan dua orang kawanku memenuhi undangan Departmen Pertahanan Norway sehingga kami diperlakukan juga sebagai ’defence officer’. Kami dinapkan di ’sydpissen barrack hotel’ sebuah losmen untuk anggota militer NATO di ujung selatan pulau Tromso.

Pada hari pertama, kami diajak jalan jalan keliling kota Tromso oleh Einar gronas, pemandu kami dari TSS-Tromso Satellite Station. Saat kunjungan kedua kali di kota Tromso, kami ditunjukkan beberapa rahasia kota Tromso ini diantaranya ’Tunnell of Tromso’ dan ’Sub Sea Tunnell’ atau Tromsøysund Tunnel (dalam bahasa Norwegia: Tromsøysundtunnelen) yaitu sebuah jalan toll dibawah laut yang menghubungkan pulau Tromsøya dengan daratan utama Norway di wilayah Tromsodalen, Terowongan itu adalah bagian dari Route jaringan jalan toll Eropa E-8, terdiri atas 2 jalur terowongan yaitu T-1 sepanjang 3,5 kilometer dan T-1 sepanjang 3,386 kilometer.

Titik terdangkal terowongan dari dasar laut berada 102 meter dibawah permukaan laut, dengan maksimum kemiringan terowongan hanya 8,2 %. Dua jalur terowongan itu juga terhubungan dengan 15 jalur jalan lain, menghubungkan kawasan sub-urban padat penduduk yaitu Tromsodalen dan Kroken.
Terowongan itu diresmikan tahun 1994 berada di sebalah utara jembatan Tromso ‘Tromsobrua brigde’ dan berada di bawah University Tromso dan Rumah Sakit University Norwegia Utara.
Bagi orang awam terowongan ini berfungsi sebagai subway biasa. Namun ternyata, pada saat ’krisis’ terowongan itu bisa difungsikan sebagai ’bunker’ untuk perlindungan.

Didalam ’tunnell’ itu ada lorong-lorong dan gudang-gudang tertentu untuk menyimpan logistik. Dalam kondisi ’darurat’ misalnya bencana alam atau ’perang nuklir’ warga kota Tromso akan segera masuk kedalam terowongan ini yang cukup menampung sampai 2,000 mobil dan didalamnya sudah tersedia kebutuhan logistik seperti air, obat obatan dan bahan pangan sampai beberapa bulan.
Sayangnya ketika melewati ’Tromso tunnell’ ini si pemandu kami menyetir mobil dengan kecepatan cukup tinggi alias ’ngebut’ sehingga kawanku Mayor Udara (Lek) Bima Aryasena tak sempat ambil gambar. Mungkin itu strategy dia agar kami tak bisa mengambil dokumentasi didalam bunker-bunker itu kecuali hanya mulut tunnell-nya saja.

Di dalam tunnell terlihat penunjuk arah dan kode kode tertentu yang hanya warga kota Tromso ini yang tahu. Mungkin ide ’Tromso bunker’ itu muncul setelah timbulnya kemacetan di pulau kecil Tromso dan ’sejarah masalalu’ dimana beberapa kota di Norwegia utara diserang oleh rudal-rudal dan pesawat-pesawat bomber angkatan udara Jerman pada masa perang dunia kedua yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Senin, 24 Mei 2010

Sydpissen dan Lafadz Allah



Tak seperti kunjunganku pertama kali di kota Tromso yaitu menginap di hotel 'berkelas internasional' depan pelabuhan Tromso. Kunjungan kedua kali ini aku menginap di losmen yang cukup murah yaitu di Sydpissen hotel, dengan tarif 130 USD per-malam, untuk type kamar triple bed. Sydpissen berarti ’ujung selatan’, karena letaknya memang persis diujung selatan pulau Tromso. Sydpissen adalah losmen atau hotel kecil yang sebelumnya adalah barak militer pada masa perang dingin. Kerna jarang dipergunakan lagi untuk tamu tamu militer sesama negara NATO maka barak itupun dipermak menjadi hotel sekelas hotel melati. Fasilitas kamar dihotel itupun sangat sederhana, namun cukup antik dan unik karena perabotannya terbuat dari kayu atau besi.

Hotel ini terletak persis diujung selatan pulau Tromso yang berhadapan langsung dengan pantai yang landai. Angin diluar hotel sangat dingin bagi kami ’pendatang dari tropis ini’ karena bulan bulan ini adalah musim peralihan ke musim dingin sehingga cuaca selalu gelap oleh mendung dan hujan. Namun kami memaksakan diri melihat lihat suasana pantai yang terletak persis dibelakang hotel Sydpissen ini.

Tak jauh diseberang pulau di belakang teras hotel Sydpissen, tempat kami tinggal ada Fjord berupa gunung salju yang cukup curam. Pada bulan Oktober ini, adalah musim peralihan dari musim summer ke musim winter. Cuaca cepat berubah, langit selalu gelap oleh mendung, banyak hujan dan salju mulai turun di beberapa lokasi. Berbeda dengan kunjungan pertamaku di kota Tromso ini pada musim summer suasana tampak cerah bermandikan cahaya matahari.
-------------
Diseberang laut ada sebuah gunung 'Lyngen Alps' yang tak terlalu tinggi.
Gunung itu mulai tertutup lapisan salju, walau sebagian masih terlihat batu batunya yang berwarna gelap. Variasi warna batu dan salju yang kontrast membentuk mozaik lukisan- lukisan alam yang cantik dan indah.

Setelah kuamati dengan seksama...Subhanallah .tampak bahwa ornament lukisan salju di gunung itu membentuk kaligrafi yang sangat kukenal...tertulis di punggung gunung ’Lyngen Alps’ itu lafadz...’Allah’...masyaAlah..Allhu akbar..hati dan bibirku bergetar...dan aku bertakbir dalam hati. Mungkin hari hari itu aku agak sensisitif karena baru beberapa melewati ulang tahunku ke 40 dirantau bertepatan dengan aku menginap di Bandara Frankfurt.
Bagaimanapun juga, fenomena alam itu membuatku merasa 'takjub'. Secara halus aku merasa disapa Allah SWT. Aku merasa fenomena alam itu suatu sapaan dan ’peringatan’ khususnya padaku bahwa usiaku tidak muda lagi, harus lebih rajin beribadah dan beramal.

Suhu sekelililngku berkisar 5 derajad celsius namun angin yang berhembus dari awan awan rendah kutub itu membuat suhu menjadi lebih dingin.
Wuuuuuzzzz angin dingin...dari awan-awan kutub menerpa muka dan tanganku, langsung berubah menjadi lapisan es tipis yang segera mengering...! Allahu..akbar..Subhannallah. Aku berjanji dalam hatiku bila diberi kesempatan aku akan mengunjungi ...rumah-Allah di Makkah !

Jumat, 21 Mei 2010

Birthday in Frankfurt



Perjalanan menuju Frankfurt dengan Airbus A330 Emirates cukup panjang dan melelahkan sekitar 8 jam perjalanan. Kawan seperjalanku adalah Sully, seorang gadis Amerika keturunan India kelas tiga SMA International School di New Delhi. Sully pergi dengan bersepuluh orang yang akan berstudy tour ke beberapa kota di Germany. Sambil menonton film, aku mengobrol kesana kemari dengannya. Kuceritakan padanya bahwa aku pernah kuliah di German pada tahun 1999 walau Cuma tahan beberapa bulan dan tak sampai selesei.

Sampai di Frankfurt waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat padahal sedianya jadwal terakhir pesawat ke Oslo adalah jam 22.00 waktu Germany. Dengan tergesa kami segera mencari ’apron’ gate pemberangkatan yang agak jauh dengan menaiki fasilitas KRL bandara.
Setelah mondar mandir kesana kemari di ’apron’ departure akhirnya kami mendapati gate maskapai SAS menuju OSLO sebagai satu satunya penerbangan menuju Eropa utara sebelah barat.
Sebelum masuk saya sempatkan mencari Musholla, namun tak ketemu. Akhirnya sebuah ruangan kecil tempat ibadah bagi orang Yahudi dan Nasrani (Sinagog). Di ruang itu aku sholat jamak dengan beralaskan koran. Sisa waktu transit hanya kami pakai melihat lihat aneka barang yang ditampilkan di ’duty free’ shop, namun kami tak membeli sesuatupun karena uang saku kami benar benar terbatas.
Dua jam sebelum keberangkatan kami segera boarding. Setelah melewati pemeriksaan pabean kami segera masuk ke ruang tunggu SAS. Setelah menunggu beberapa jam sampai jam 21.00 ternyata pesawat kami belum juga tiba. Kami dan para penumpang lain mulai gelisah.
Ada satu lagi ketakutan berkecamuk dalam hatiku yaitu apabila kami harus mengeluarkan ’biaya ekstra’ untuk tiket selanjutnya karena dari Oslo kami masih harus terbang ke Tromso di utara sekitar 2 jam lagi, sementara jam 21.30 kami belum berangkat dari Frankfurt,

Rasa takut, capek, lapar dan bingung bercampur aduk, membuatku gelisah temanku (Mayor Bima) mondar mandir keluar masuk bandara Frankfurt. Biasa. Kalau sudah nervous dia tak bisa tahan lagi, harus segera merokok. Padahal jarak ’smoking area’ ke ruang tunggu SAS cukup jauh.
Menunggu beberapa jam di bandara Frankfurt membuatku tak bisa ’duduk’ diam. Iseng-iseng aku inisiatif mencari counter Emirates ’STAR Alliance’- dan bertanya ke counter Luftansa di bandara Frankfurt. Dengan berbicara campuran Inggris dan German saya jelaskan perihal tiket kami dan kekawatiran kami apabila harus keluar biaya ekstra.

’Eintschuldigen Sie bitte-Permisi’,
’kami penumpang dari Jakarta menuju Tromso’.
’Apakah masih ada penerbangan buat kami malam ini?
Waitress di counter itu tersenyum sambil menjawab:
’Ah...kami sangat menyesal,
penerbangan ke Oslo terlambat hampir 4 jam,
sehingga dibatalkan! Katanya menjelaskan...!
tak seperti layanan penerbangan lokal yang sering kualami.
Perilaku waitrees petugas counter tsb sangat ramah dan simpatik.
’Karena pembatalan dilakukan oleh STAR alliance..
Maka kami akan meenggantinya dengan tiket baru
untuk pemberangkatan besok pagi.
’kemudian malam ini anda akan diinapkan di Sheraton Frankfurt
atas tanggungan STAR alliance’...
’danke..’......’danke schon’
Wah aku gembira sekali mendengarnya

Kami mendapat ’ganti rugi’ menginap di Sheraton Airport Frankfurt atas tanggungan SAS senilai 270 USD atau sekitar 3 juta rupiah untuk kurs rupiah waktu itu, masing masing nama mendapat jatah satu kamar.
Selanjutnya waitrees itu juga menyerahkan tiket baru untuk penerbangan besok jam 07.00 kami mendapatkan tiket baru untuk penerbangan kami selanjutnya dengan pesawat maskapai Luftansa.
Dia segera mengontak bagian luggage untuk segera mengeluarkan barang-barang kami dari pesawat.
Alhamdulillah rupanya ini merupakan berkah hadiah ultahku karena pada hari itu pas hari ulang tahunku ke 40, dan hanya aku sendiri yang tahu sementara 2 temanku tak ada yang tahu.
Ahh...kami bisa bernapas lega, dijamu menginap gratis di hotel bintang 5 di Sheraton Frankfurt.
Dalam hati saya hanya menebak nebak, apakah karena kami Undangan dari Kementrian Pertahanan Norwegia sehingga kami mendapatkan layanan bagus atau ini memang service standard dari maskapai penerbangan di Eropa. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati saya tak diketahui oleh dua orang rekan saya.
’Wah sering sering aja nih pesawatnya telat kalau gini,
bisa dapat banyak fasilitas gratis ..! Celetuk kawanku Bima seorang Mayor TNI AU.

---------
Esok paginya kami sarapan gratis di hotel Sheraton Frankfurt, kemudian segera check out dari hotel tanpa ditanya atau diperiksa oleh petugas hotel.
Kami bersiap berangkat dengan maskapai Luftansa. Tak seperti biasanya maskapai Eropa pramugarinya tua tua, pada saat itu kami di layani oleh pramugari yang muda muda dan cantik-cantik tentunya.
Ada seorang pramugari cantik yang sangat ramah, menawari kami ini dan itu makanan dan minuman. Biasa menu favorit saya selalu ’chicken’ dan orange juice.
Jane, demikian ’name-tag’ di seragam pramugari itu, kalau ngomong selalu mendekat, sangat dekat kewajahku...wah godaan nih kataku dalam hati. Pramugari ini kelihatannya blasteran Eropa Asia karena rambutnya hitam, hanya kulitnya saja yang putih sementara pramugari lainnya berambut blonde.
Dua kawanku juga merasa sama dan mereka Cuma tertawa tawa saja. Ga berani ngajak ngobrol lebih jauh dengan si Jane pramugari Luftansa itu.

Cuaca di atas Eropa utara dari German ke Norwegia sangat cerah pagi itu. Kawanku Bima, seorang Mayor TNI AU selalu setia dengan kameranya yang mengambil obyek bagus di sekitar kabin dan jendela pesawat. Sampai di atas Oslo cuaca sangat berkabut, bahkan bandaranya tak terlihat sama sekali, namun pesawat kami berhasil mendarat dengan mulus.
Di bandara Oslo kami segera bergegas mencari ’apron’ penerbangan domestik menuju Tromso.
Sesampai di Tromso, kondisi cuaca sangat berbeda dengan kunjunganku pertama kali beberapa bulan lalu, disana sini salju mulai turun dan suhu di kota ini sudah mencapai dibawah nol derajad kalau malam.
Kami dijemput oleh staff TSS yang sudah kukenal sebelumnya Einar..gronas, karena si Tone schonberg kawanku pindah kerja dan pindah kota Bergen di Norway bagian selatan.

Dubai Airport-UAE



Dalam prosesi 'imigrasi dan pabean' untuk masuk ke penerbangan berikutnya menuju Frankfurt kami mengalami sedikit kelambatan karena pemeriksaan ekstra ketat yang sepertinya dicari cari oleh petugas security Bandara Dubai. Semua tas bawaanku diperiksa satu persatu dengan seksama.
Kelihatan sekali bahwa mereka sangat –under estmate- pada penumpang dari Indonesia yang dianggapnya hanya sekelas TKI atau pekerja informal lain di Timur Tengah.
Dari wajah dan namanya, petugas itu kelihatannya juga seorang imigran dari sebuah negara di wilayah Asia Selatan.
’Kamu ke Frankfurt mau ngapain? Mau cari kerja ya?
’Tunjukkan passport dan dokumen lain..?’, tanya petugas itu setengah membentak!
’Tidak, saya bertiga hanya berkunjung saja ke Norwegia,
ini surat undangan kami’, Saya sudah sering bolak balik ke Eropa
Saya dulunya bersekolah disana,
Beberapa bulan lalu saya juga baru pulang dari sana!’ jelasku.
Alis petugas itu mengernyit tanda kurang percaya!
Petugas security itu menunjukkan sikap wibawa yang dibuat buat dan menunjukkan sikap sombong.! Saya tunjukkan deretan catatan visa paspor lamaku padanya.

Dengan agak berat hati, petugas itu akhirnya meloloskan saya, dua kawan saya berikutnya juga lolos dengan tanpa banyak ditanya lagi !

Undangan DepHan Norway




Sore itu kami sekeluarga sedang dalam perjalanan mudik ke Jawa bersama ribuan pemudik lebaran 2007. Lalu lintas mudik sangat-sangat padat dan sering terjebak 'kemacetan total'. Setelah lepas dari ’macet total’ di Cikampek selama sembilan jam. Route perjalanan mudik dibuang melalui arah Bandung. Siang itu iring-iringan pemudik mulai kembali terjebak kemacetan di daerah Nagrek-Bandung.

Tiba tiba telponku berdering, di layar display tampil nomor nomor aneh. Sekilas terdengar seorang berbicara dalam bahasa Indonesia. Ternyata, seorang pejabat perwakilan KBRI di Oslo Norwegia, pak Heru Subolo namanya. Setelah berbasa basi sedikit, beliau memberitahukan bahwa ada Faksimile Undangan dari Kementrian Pertahanan Norwegia untuk mengunjungi fasilitas Pemantauan Keamanan Laut di kota Bodo Norwegia Utara.

Kami diminta segera mempersiapkan diri untuk berangkat segera setelah lebaran. Pihak KBRI Oslo berpesan bahwa mereka tidak bisa menemani selama di Norwegia. Mereka hanya berpesan bahwa fasilitas yang akan dikunjungi adalah fasilitas militer NATO dengan penjagaan ekstra ketat sehingga kami harus bisa menjaga diri.
Sebagai syarat Kementrian Pertahanan Norwegia cuma meminta nama dan tanggal lahir kami, tak ada permohonan lain seperti nomor identitas paspor dll.
Dalam sisa perjalanan pulang mudik itu saya menyetir dengan dipenuhi berbagai pertanyaan berkecamuk dalam kepala saya. Apakah mungkin saya bisa memenuhi undangan tersebut. Mendengar nama lokasinya yang asing itupun membuat saya ragu.
Kota ’Bodo’, seperti apa wujud kotanya, dimana persis lokasinya dll, terus terang itu baru pertama kali saya mendengar ada kota bernama se’aneh’ itu. Bagaimana cara kesana, apalagi kami pergi sendiri tanpa ada yang menemani, karena dari pihak KBRI sudah menyatakan tak akan ikut menemani.
-------
Lebaran hari ketiga saya dan keluarga segera balik ke Jakarta. Mumpung jalanan masih belum ramai pikirku. Sesampai di Jakarta saya segera mengurus keberangkatan ke Norwegia. Tiket, asuransi perjalanan, sedikit uang saku dan surat Jalan sudah ditangan namun saya belum memiliki visa. Sehari sebelum tanggal keberangkatan, visa kunjungan ke Schengen countries belum keluar. Padahal tiket kelas ekonomi pesawat Emirates sudah di tangan memaksa kami harus berangkat malam hari ini juga.
Pagi pagi saya bergegas mendatangi kedubes Norwegia di kawasan Mega Kuningan. Setelah dimulai dengan perdebatan yang alot, saya ngotot pada petugas visa untuk diijinkan menemui sekretaris dubes untuk meminta diberi visa kunjungan ke Norwegia. Setelah saya jelaskan dengan panjang lebar, akhirnya pihak kedubes memberi kami visa kunjungan selama 30 hari.
Malam harinya kami langsung berangkat menuju Norwegia dengan team terdiri dari 3 orang; saya sendiri, seorang Mayor TNI AU-'Abdullah' Bima Arya Sena dan Andri pancoro-Staff IT dari Lemsaneg-Lembaga Sandi Negara. Kami langsung menuju bandara Soekarna Hatta dari rumah masing masing, dengan visa dan tiket semua teman-teman ada di tangan saya. Dalam hati saya masih ada kekhawiran jangan jangan ada salah satu anggota team yang terlambat datang ke bandara, dan kekhawatiran itu hampir terbukti karena sang mayor hampir saja terlambat, dia terjebak kemacetan disekitar bandara Soekarno Hatta,
Tepat jam 23.05 WIB pesawat Boeing 777 Emirates membawa kami take off meninggalkan Jakarta menuju Dubai. Dalam kabin pesawat terlihat hampir dipenuhi para pekerja Indonesia di Timur Tengah. Di dalam kabin pesawat mataku tak bisa ditidurkan, sambil sesekali mengobrol dengan kawan seperjalanan disebelahku aku masih sempat menonton 2 film dalam perjalanan ini yaitu ’Mr.Bean Holiday’ dan ’In the front of Enemy lines 2’. Sekitar jam 5 pagi kami mendarat di Dubai dan akan segera berangkat lagi ke Frankfurt sekitar jam 11.00 waktu Dubai.

TROLL-SAT






Troll-Sat, adalah stasiun bumi milik KSPT-Kongsberg Spacetec Norway yang terletak di benua Antartica, disamping stasiun di McMurdo. Stasiun bumi ini terletak di puncak bukit di kawasan yang dinamai Queen Maud Land sejauh 250 km ke pedalaman benua es Antartica yang memiliki cuaca lebih stabil dibanding cuaca di pantai benua Antartica. Groundstation ini merupakan pengendali satellite polar LEO-Low Earth Orbit biasanya berupa satellite Earth Observation atau satellite mata-mata untuk kepentingan sains dan militer.

Groundstation ini beroperasi secara otomatis 24 jam / 7 hari dan dikendalikan dari dengan sistem ‘pole to pole’ dari station bumi di Sval-Sat dan TSS-Tromso Satellite Station yang terletak di Norway utara didekat kutub utara.
Groundstation ini memiliki processor MEOS-Multimission Earth Observation System, yang mampu melakukan downlink dan analisa citra satellite secara multimisi untuk satellite citra optis dan satelit radar-ASAR terutama milik ESA-badan antariksa Eropa dan NASA-badan antariksa USA, serta satelit satelit polar orbit lainnya.

Dalam observasi perubahan iklim global station bumi TrollSat dan KSAT-Kongsberg Satellite Service berperan sangat vital dalam memonitor pergerakan bongkahan pecahan benua es Antartica dan memberikan ‘Early warning’ bagi kapal-kapal dan wilayah sekitarnya.
Demikian pula stasiun bumi ini mampu memantau pencemaran minyak (oilspill) diseluruh perairan dunia dan mengakses data satellite cuaca untuk mendukung sistem peringatan dini bencana berupa badai dan cuaca ekstrim lain seperti kebakaran hutan dan bencana alam.

Jermaine Jackson - Next To You + Lyrics