Senin, 31 Mei 2010

Polar Night




Kunjunganku kedua ke Tromso Norwegia pada bulan Oktober, bertepatan dengan ulang tahunku ke-40. Pada bulan bulan itu banyak fenomena alam luar biasa yang bisa kusaksikan seperti ‘kaligrafi di gunung Lyngen Alps’ (seperti kuceritakan didepan) dan tak kalah menariknya adalah ‘polar night’ atau malam kutub dimana panjang malam bisa lebih dari 24 jam. ‘Polar night’ hanya terjadi di kawasan dalam lingkaran kutub, langit bertaburan cahaya bintang yang terang dan sangat indah serta bila beruntung kita bisa menyaksikan aurora. Fenomena ‘polar night’ merupakan kebalikan dari ‘Midnight Sun’ dimana matahari tetap di atas cakrawala untuk waktu yang lama dikenal sebagai matahari tengah malam pada bulan Mei. Fenoma alam menakjubkan pada saat ‘polar night’ adalah ‘aurora’ yaitu untaian cahaya di langit kutub (utara dan selatan) seperti kelambu atau selendang raksasa yang menari- nari berubah ubah bentuk dari waktu ke waktu. Cahaya aurora ternyata memperlihatkan dinamika pergerakan dan perubahan cahaya yang harmonis, seolah perubahan cahaya di kutub utara menjadi cermin dari perubahan cahaya di kutub selatan.

Aurora terbentuk karena interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan partikel bermuatan ‘ion’ dari matahari yang disebut dengan plasma. plasma adalah partikel sejenis gas yang terionisasi. Semula gas-gas itu tidak bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat panas di matahari menyebabkan partikel gas terionisasi membentuk ‘plasma’. Plasma ini dipancarkan matahari ke segala arah (biasanya pada saat terjadi peningkatan aktivitas matahari maka pancaran plasma bertambah). Ketika mendekati medan magnet bumi (yang terpusat di kutub utara dan selatan) maka plasma akan tertarik ke kutub-kutub bumi (gejala ini disebut “angin matahari”-solar wind). Saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi eksitasi-relaksasi elektron sehingga memendarkan warna cahaya yang indah.

Fenomena aurora terkait dengan selubung medan magnet -magnetosfer Bumi- dan kemunculan bahaya gelombang elektromagnetik dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang dikenal sebagai badai matahari ’solar storm’. Karena yang berperan adalah medan magnet. Makanya di bumi aurora paling sering terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi di daerah katulistiwa. Aurora yang terkenal adalah Aurora Borealis (di kutub utara) dan Aurora Australis (di kutub selatan).
Cahaya kutub ’polar light’ terjadi karena adanya aliran partikel energi tinggi dari Matahari yang memasuki kawasan kutub-kutub medan magnet Bumi. Gangguan pada medan magnet Bumi ini dinamakan magnetic storm (badai magnet). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA.

Umumnya polar light yang muncul berwarna hijau kekuningan, karena bagian partikel yang membawa energi berbenturan dengan molekul gas oksigen yang berjarak 20 km dari permukaan bumi. Ketika molekul gas nitrogen mendapat benturan partikel, akan memancarkan cahaya ungu kemerahan. Nitrogen, akan memancarkan cahaya biru: sedangkan nitrogen netral akan memancarkan cahaya merah. Karenanya kita dapat melihat garis cahaya merah, biru, hijau dan ungu yang berselang-seling menyelimuti angkasa. Bahkan aurora yang indah cermerlang memperlihatkan bentuk yang selalu berubah, ada yang berbentuk tirai, busur, pita, sinar dan bahkan kaligrafi atau bentuk lainnya.
Munculnya aurora memiliki dua prasyarat, pertama suhu harus rendah. kedua, cuaca harus cerah. Sejumlah besar negara di dunia juga kerap akan tampak aurora, di antaranya termasuk Norwegia, Rusia, Finlandia, Kanada bagian utara, Alaska dan AS bagian Utara. Aurora biasa muncul setiap tahun pada bulan April dan Oktober.

Dampak psikologis, masa-masa ‘polar night’ dapat memicu depresi pada beberapa orang. Orang yang menderita gangguan afektif musiman ‘Seasonal affective disorder’ (SAD) sangat rentan terhadap kondisi ini. Karena itu angka ‘bunuh diri’ dikawasan lingkar kutub utara ini cukup tinggi yang kemungkinan disebabkan sindroma ini. Karenanya beberapa negara kaya memberikan subsidi bagi warganya untuk melancong ke kawasan tropika pada musim musim itu agar rakyatnya tidak terus menerus mengalami depressi karena kondisi alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar