Blog ini berisi artikel,wawancara, laporan perjalanan dan aneka pengalaman di berbagai bidang dan wilayah!
Jumat, 21 Mei 2010
Birthday in Frankfurt
Perjalanan menuju Frankfurt dengan Airbus A330 Emirates cukup panjang dan melelahkan sekitar 8 jam perjalanan. Kawan seperjalanku adalah Sully, seorang gadis Amerika keturunan India kelas tiga SMA International School di New Delhi. Sully pergi dengan bersepuluh orang yang akan berstudy tour ke beberapa kota di Germany. Sambil menonton film, aku mengobrol kesana kemari dengannya. Kuceritakan padanya bahwa aku pernah kuliah di German pada tahun 1999 walau Cuma tahan beberapa bulan dan tak sampai selesei.
Sampai di Frankfurt waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat padahal sedianya jadwal terakhir pesawat ke Oslo adalah jam 22.00 waktu Germany. Dengan tergesa kami segera mencari ’apron’ gate pemberangkatan yang agak jauh dengan menaiki fasilitas KRL bandara.
Setelah mondar mandir kesana kemari di ’apron’ departure akhirnya kami mendapati gate maskapai SAS menuju OSLO sebagai satu satunya penerbangan menuju Eropa utara sebelah barat.
Sebelum masuk saya sempatkan mencari Musholla, namun tak ketemu. Akhirnya sebuah ruangan kecil tempat ibadah bagi orang Yahudi dan Nasrani (Sinagog). Di ruang itu aku sholat jamak dengan beralaskan koran. Sisa waktu transit hanya kami pakai melihat lihat aneka barang yang ditampilkan di ’duty free’ shop, namun kami tak membeli sesuatupun karena uang saku kami benar benar terbatas.
Dua jam sebelum keberangkatan kami segera boarding. Setelah melewati pemeriksaan pabean kami segera masuk ke ruang tunggu SAS. Setelah menunggu beberapa jam sampai jam 21.00 ternyata pesawat kami belum juga tiba. Kami dan para penumpang lain mulai gelisah.
Ada satu lagi ketakutan berkecamuk dalam hatiku yaitu apabila kami harus mengeluarkan ’biaya ekstra’ untuk tiket selanjutnya karena dari Oslo kami masih harus terbang ke Tromso di utara sekitar 2 jam lagi, sementara jam 21.30 kami belum berangkat dari Frankfurt,
Rasa takut, capek, lapar dan bingung bercampur aduk, membuatku gelisah temanku (Mayor Bima) mondar mandir keluar masuk bandara Frankfurt. Biasa. Kalau sudah nervous dia tak bisa tahan lagi, harus segera merokok. Padahal jarak ’smoking area’ ke ruang tunggu SAS cukup jauh.
Menunggu beberapa jam di bandara Frankfurt membuatku tak bisa ’duduk’ diam. Iseng-iseng aku inisiatif mencari counter Emirates ’STAR Alliance’- dan bertanya ke counter Luftansa di bandara Frankfurt. Dengan berbicara campuran Inggris dan German saya jelaskan perihal tiket kami dan kekawatiran kami apabila harus keluar biaya ekstra.
’Eintschuldigen Sie bitte-Permisi’,
’kami penumpang dari Jakarta menuju Tromso’.
’Apakah masih ada penerbangan buat kami malam ini?
Waitress di counter itu tersenyum sambil menjawab:
’Ah...kami sangat menyesal,
penerbangan ke Oslo terlambat hampir 4 jam,
sehingga dibatalkan! Katanya menjelaskan...!
tak seperti layanan penerbangan lokal yang sering kualami.
Perilaku waitrees petugas counter tsb sangat ramah dan simpatik.
’Karena pembatalan dilakukan oleh STAR alliance..
Maka kami akan meenggantinya dengan tiket baru
untuk pemberangkatan besok pagi.
’kemudian malam ini anda akan diinapkan di Sheraton Frankfurt
atas tanggungan STAR alliance’...
’danke..’......’danke schon’
Wah aku gembira sekali mendengarnya
Kami mendapat ’ganti rugi’ menginap di Sheraton Airport Frankfurt atas tanggungan SAS senilai 270 USD atau sekitar 3 juta rupiah untuk kurs rupiah waktu itu, masing masing nama mendapat jatah satu kamar.
Selanjutnya waitrees itu juga menyerahkan tiket baru untuk penerbangan besok jam 07.00 kami mendapatkan tiket baru untuk penerbangan kami selanjutnya dengan pesawat maskapai Luftansa.
Dia segera mengontak bagian luggage untuk segera mengeluarkan barang-barang kami dari pesawat.
Alhamdulillah rupanya ini merupakan berkah hadiah ultahku karena pada hari itu pas hari ulang tahunku ke 40, dan hanya aku sendiri yang tahu sementara 2 temanku tak ada yang tahu.
Ahh...kami bisa bernapas lega, dijamu menginap gratis di hotel bintang 5 di Sheraton Frankfurt.
Dalam hati saya hanya menebak nebak, apakah karena kami Undangan dari Kementrian Pertahanan Norwegia sehingga kami mendapatkan layanan bagus atau ini memang service standard dari maskapai penerbangan di Eropa. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati saya tak diketahui oleh dua orang rekan saya.
’Wah sering sering aja nih pesawatnya telat kalau gini,
bisa dapat banyak fasilitas gratis ..! Celetuk kawanku Bima seorang Mayor TNI AU.
---------
Esok paginya kami sarapan gratis di hotel Sheraton Frankfurt, kemudian segera check out dari hotel tanpa ditanya atau diperiksa oleh petugas hotel.
Kami bersiap berangkat dengan maskapai Luftansa. Tak seperti biasanya maskapai Eropa pramugarinya tua tua, pada saat itu kami di layani oleh pramugari yang muda muda dan cantik-cantik tentunya.
Ada seorang pramugari cantik yang sangat ramah, menawari kami ini dan itu makanan dan minuman. Biasa menu favorit saya selalu ’chicken’ dan orange juice.
Jane, demikian ’name-tag’ di seragam pramugari itu, kalau ngomong selalu mendekat, sangat dekat kewajahku...wah godaan nih kataku dalam hati. Pramugari ini kelihatannya blasteran Eropa Asia karena rambutnya hitam, hanya kulitnya saja yang putih sementara pramugari lainnya berambut blonde.
Dua kawanku juga merasa sama dan mereka Cuma tertawa tawa saja. Ga berani ngajak ngobrol lebih jauh dengan si Jane pramugari Luftansa itu.
Cuaca di atas Eropa utara dari German ke Norwegia sangat cerah pagi itu. Kawanku Bima, seorang Mayor TNI AU selalu setia dengan kameranya yang mengambil obyek bagus di sekitar kabin dan jendela pesawat. Sampai di atas Oslo cuaca sangat berkabut, bahkan bandaranya tak terlihat sama sekali, namun pesawat kami berhasil mendarat dengan mulus.
Di bandara Oslo kami segera bergegas mencari ’apron’ penerbangan domestik menuju Tromso.
Sesampai di Tromso, kondisi cuaca sangat berbeda dengan kunjunganku pertama kali beberapa bulan lalu, disana sini salju mulai turun dan suhu di kota ini sudah mencapai dibawah nol derajad kalau malam.
Kami dijemput oleh staff TSS yang sudah kukenal sebelumnya Einar..gronas, karena si Tone schonberg kawanku pindah kerja dan pindah kota Bergen di Norway bagian selatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar