Blog ini berisi artikel,wawancara, laporan perjalanan dan aneka pengalaman di berbagai bidang dan wilayah!
Jumat, 21 Mei 2010
Undangan DepHan Norway
Sore itu kami sekeluarga sedang dalam perjalanan mudik ke Jawa bersama ribuan pemudik lebaran 2007. Lalu lintas mudik sangat-sangat padat dan sering terjebak 'kemacetan total'. Setelah lepas dari ’macet total’ di Cikampek selama sembilan jam. Route perjalanan mudik dibuang melalui arah Bandung. Siang itu iring-iringan pemudik mulai kembali terjebak kemacetan di daerah Nagrek-Bandung.
Tiba tiba telponku berdering, di layar display tampil nomor nomor aneh. Sekilas terdengar seorang berbicara dalam bahasa Indonesia. Ternyata, seorang pejabat perwakilan KBRI di Oslo Norwegia, pak Heru Subolo namanya. Setelah berbasa basi sedikit, beliau memberitahukan bahwa ada Faksimile Undangan dari Kementrian Pertahanan Norwegia untuk mengunjungi fasilitas Pemantauan Keamanan Laut di kota Bodo Norwegia Utara.
Kami diminta segera mempersiapkan diri untuk berangkat segera setelah lebaran. Pihak KBRI Oslo berpesan bahwa mereka tidak bisa menemani selama di Norwegia. Mereka hanya berpesan bahwa fasilitas yang akan dikunjungi adalah fasilitas militer NATO dengan penjagaan ekstra ketat sehingga kami harus bisa menjaga diri.
Sebagai syarat Kementrian Pertahanan Norwegia cuma meminta nama dan tanggal lahir kami, tak ada permohonan lain seperti nomor identitas paspor dll.
Dalam sisa perjalanan pulang mudik itu saya menyetir dengan dipenuhi berbagai pertanyaan berkecamuk dalam kepala saya. Apakah mungkin saya bisa memenuhi undangan tersebut. Mendengar nama lokasinya yang asing itupun membuat saya ragu.
Kota ’Bodo’, seperti apa wujud kotanya, dimana persis lokasinya dll, terus terang itu baru pertama kali saya mendengar ada kota bernama se’aneh’ itu. Bagaimana cara kesana, apalagi kami pergi sendiri tanpa ada yang menemani, karena dari pihak KBRI sudah menyatakan tak akan ikut menemani.
-------
Lebaran hari ketiga saya dan keluarga segera balik ke Jakarta. Mumpung jalanan masih belum ramai pikirku. Sesampai di Jakarta saya segera mengurus keberangkatan ke Norwegia. Tiket, asuransi perjalanan, sedikit uang saku dan surat Jalan sudah ditangan namun saya belum memiliki visa. Sehari sebelum tanggal keberangkatan, visa kunjungan ke Schengen countries belum keluar. Padahal tiket kelas ekonomi pesawat Emirates sudah di tangan memaksa kami harus berangkat malam hari ini juga.
Pagi pagi saya bergegas mendatangi kedubes Norwegia di kawasan Mega Kuningan. Setelah dimulai dengan perdebatan yang alot, saya ngotot pada petugas visa untuk diijinkan menemui sekretaris dubes untuk meminta diberi visa kunjungan ke Norwegia. Setelah saya jelaskan dengan panjang lebar, akhirnya pihak kedubes memberi kami visa kunjungan selama 30 hari.
Malam harinya kami langsung berangkat menuju Norwegia dengan team terdiri dari 3 orang; saya sendiri, seorang Mayor TNI AU-'Abdullah' Bima Arya Sena dan Andri pancoro-Staff IT dari Lemsaneg-Lembaga Sandi Negara. Kami langsung menuju bandara Soekarna Hatta dari rumah masing masing, dengan visa dan tiket semua teman-teman ada di tangan saya. Dalam hati saya masih ada kekhawiran jangan jangan ada salah satu anggota team yang terlambat datang ke bandara, dan kekhawatiran itu hampir terbukti karena sang mayor hampir saja terlambat, dia terjebak kemacetan disekitar bandara Soekarno Hatta,
Tepat jam 23.05 WIB pesawat Boeing 777 Emirates membawa kami take off meninggalkan Jakarta menuju Dubai. Dalam kabin pesawat terlihat hampir dipenuhi para pekerja Indonesia di Timur Tengah. Di dalam kabin pesawat mataku tak bisa ditidurkan, sambil sesekali mengobrol dengan kawan seperjalanan disebelahku aku masih sempat menonton 2 film dalam perjalanan ini yaitu ’Mr.Bean Holiday’ dan ’In the front of Enemy lines 2’. Sekitar jam 5 pagi kami mendarat di Dubai dan akan segera berangkat lagi ke Frankfurt sekitar jam 11.00 waktu Dubai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar