Blog ini berisi artikel,wawancara, laporan perjalanan dan aneka pengalaman di berbagai bidang dan wilayah!
Rabu, 17 Maret 2010
Manusia dan Paus
Melihat paus secara langsung sebenarnya bukan pertama kali bagiku. Pertama kali aku berkenalan denganya di Museum Marine Biologi di kota Checeng Taiwan tahun 2003. Namun melihatnya secara langsung di alam bebas tetap saja membuat kita takjub dan kagum. Dan seakan akan paus paus itupun suka apabila berjumpa dengan manusia, sehingga mereka seakan akan ’bergaya’ di depan manusia. Konon dulunya mamalia itu juga berasal dari darat. Jadi bertemu manusia seakan seperti berjumpa ’adik kecil dari darat’. Mungkin begitulah perasaan paus. Entahlah.Wallahu’alam.
Hubungan manusia dan mamalia raksasa laut –paus- diselimuti mistery dan keghaiban. Walau ada yang menganggapnya sebagai superstition atau memiliki ’kekuatan magis’. Interaksi manusia dan paus sebenarnya telah terjalin sejak ribuan tahun lalu seperti tertulis dalam Al Qur’an atau Kitab Perjanjian Lama yaitu Kisah nabi Yunus (Jonas) yang berdakwah di kota Niniveh (Ninawa di Irak, sekarang ini).
Upaya nabi Yunus setelah sekian tahun hanya dikuti 2 orang, sementara hampir semua warga kota menentang dan menantangnya untuk mendatangkan azab dari Tuhan sebagai bukti bahwa dia adalah utusan Tuhan.
Nabi Yunus AS kemudian keluar ’minggat’ dari kota dengan keadaan kesal dan marah. Kemudian dia pergi kemanapun arah angin, sampai ke tepi pantai kemudian menumpang kapal untuk menyeberang disekitar laut Tengah. Di tengah laut datanglah badai. Nahkoda memutuskan untuk mengurangi beban kapal dan membuang barang barang dan akhirnya mengundi nasib penumpang yang dilempar kelaut. Setelah diundi tiga kali selalu nama itu jatuh ke Nabi Yunus AS, maka dengan berat hati akhirnya beliau dilemparkan ke laut dan segera ditangkap dan ditelan oleh ikan raksasa yang bisa diartikan sebagai paus atau mungkin hiu paus. ’Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.’(QS As Shafaat:37;137-148).
Menurut Perjanjian lama selama 3 hari nabi Yunus AS dalam perut ikan. Beliau tidak mati namun berdoa dan menyesali perbuatannya pergi dan marah dari hidayah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Berkuasa! Doa Nabi Yunus AS dalam perut ikan : ’Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau , Maha Suci Engkau, sesunggguhnya aku adalah termasuk orang orang dzalim’ (QS Anbiya (21) : 87) adalah salah doa yang mustajab apabila didoakan pada saat sholat malam. Nabi Yunus AS akhirnya dimuntahkan oleh ikan raksasa itu dan terdampar di pantai berpasir kemudian akhirnya beliau kembali mendapati ummat yang mengikutinya dalam jumlah yang besar.
Dalam cerita 1001 malam Sinbad-Sipelaut. Rombongan Sinbad yang lelah dan jenuh mengarungi samudra beristirahat di sebuah pulau kecil di tengah samudra luas. Ketika anak buah Sinbad menyalakan api hendak membuat api unggun ternyata pulau itu bergerak dan ternyata ia adalah seekor ikan raksasa. Rombongan Simbad kemudian tercerai berai di tengah laut dan tak sedikit yang mati tenggelam. Demikian juga dalam cerita Yunani, situa bijaksana Plinius, meneliti hubungan peran paus dengan jumlah tangkapan nelayan.
Di kalangan nelayan Eropa utara, apabila nelayan bertemu paus akan berteriak sekerasnya...”Simor’.Simon’...’Simon’ maka paus akan mendatanginya dan akan menggiringkan ikan ikan yang panik naik ke permukaan untuk dijaring oleh nelayan. Pada hari berikutnya paus akan datang lagi dan akan dihadiahi oleh nelayan hadiah berupa roti dan wine.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar