Blog ini berisi artikel,wawancara, laporan perjalanan dan aneka pengalaman di berbagai bidang dan wilayah!
Rabu, 29 Desember 2010
Migrasi Gerombolan "Raptor China"
Salah satu fenomena alam unik selama kunjungan ke Taiwan adalah mengikuti penelitian DR.Chow Jeng Wong, seorang ahli Elektro Fisika dari University Sains Malaya. Dia menempatkan berbagai sensor pergerakan (berupa radar dan kamera) untuk mengamati migrasi raptor (burung pemangsa) di Taman Nasional Kenting. Rupanya DR.Wong ini mendapatkan banyak dana riset dari NSC Taiwan untuk meneliti pola pola migrasi burung raptor China di Kenting National Park diujung selatan Taiwan. Dari pengamatan DR.Wong setidaknya 20,000 ekor spesies Raptor (burung pemangsa) secara rutin melakukan migrasi inter-continental menuju dan dari Cagar Alam Kenting di Taiwan pada bulan November-Desember setiap tahunnya. Sungguh fenomena alam yang luar biasa menarik buatku.
Fenomena migrasi burung Raptor ini mendatangkan berkah tersendiri bagi dunia wisata ‘birdwatching’-menonton migrasi burung’ di Taiwan. Disamping mendatangkan devisa, fenomena alam itu juga menumbuhkan kecintaan terhadap nilai nilai ‘konservasi’ di semua kalangan masyarakat. Itulah dampak positif ‘migrasi raptor’ di negara yang ‘sadar konservasi’. Semua anggota masyarakat, mulai dari dokter, ahli fisika, militer, para environmentalist sampai anak anak sekolah bahu membahu menunjukkan kepedulian mereka terhadap masalah masalah konservasi di negerinya.
Ingatanku melayang ke masa kecilku, ketika ‘kampungku’ di Jawa Timur kedatangan satu atau dua burung Alap-alap yang melayang-layang diatas kampung. Kejadian itu sudah cukup mencemaskan penduduk. Jangan-jangan ayam atau unggas mereka jadi sasaran. Bayangkan apabila Alap alap itu datang dalam jumlah ribuan ekor. Bisa dibayangkan heboh dan ‘terror’ yang ditimbulkannya. Bisa jadi akan timbul ‘perang’ antara gerombolan raptor ini dengan penduduk. Untunglah, mangsa Alap-alap China (Accipiter soloensis) ini masih target yang wajar saja yaitu katak, kadal, serangga besar dan keluwing besar (kaki seribu). Atau sesekali sembari terbang dia menyambar serangga terbang atau burung-burung kecil lain.
Tak seperti Elang Norway di Kota Bodo yang berukuran raksasa dengan rentang sayap mencapai 250 cm, Alap alap china hanya berukuran rentang sayap sekitar 30 sd 36 cm. Spesies Alap-alap China memang tergolong ‘Pengelana Jarak jauh Trans-Equatorial’ (Bildstein,2006). Spesies ini merupakan jenis pengelana dominan dibanding 2 kelompok lain dalam gerombolannya yaitu Sikep Madu Asia (Pernis ptylorhynchus orientalis), dan Elang Alap Nipon (Accipiter gularis). Ketiga spesies itu tergolong ‘Penjelajah Benua Asia Timur’ meliputi hamparan pulau-pulau sepanjang 7,000 kilometer mulai dari Timur laut Siberia sampai bagian Timur Indonesia dan Papua New Guinea (Bildstein & Zales, 1995, Germi dkk,2009).
Migrasi hewan terutama burung, tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim ekstrem dan hibernasi spesies mangsa, tetapi juga oleh faktor reproduksi, temperatur, pola persaingan, perilaku dispersal atau pemencaran. Menurut DR.Robert de Candido populasi Alap-alap China pada awalnya berkembang-biak di Timurlaut China kemudian bermigrasi melalui Korea, Jepang Tenggara dan Taiwan menuju Asia Tenggara dan Philippina dan sebagian populasi bergerak menyeberangi laut Kuning dari Korea Utara melalui pulau Shandong menuju timur dan China Tenggara, kemudian mengarah ke Selatan selama awal musim panas. Dengan populasi total mencapai 406,000 ekor, kemudian gerombolan burung itu kembali mengikuti jalur sebelumnya secara tahunan (Chong, 2000). Di Indonesia pergerakan tahunan Alap-alap China ini didokumentasikan oleh Francesco Germi dan Waluyo di pulau Sangihe Talaud, Sulawesi utara.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa burung raptor melakukan ‘migrasi tahunan’ dengan melakukan pernerbangan jarak jauh. Pola yang paling umum adalah terbang ke utara untuk berkembang biak pada musim panas Arktik dan terbang kembali ke selatan yang hangat ketika utara sedang mengalami musim dingin. Burung-burung pemangsa dari belahan bumi utara melakukan perpindahan tempat dari tempat asalnya untuk menghindari musim dingin di kawasan Mongolia.
Indonesia merupakan wilayah beriklim tropis menjadi salah satu tempat persinggahan terakhir dari migrasi burung tersebut. Beberapa lokasi penting dimana kita dapat menyaksikan migrasi burung pemangsa dalam jumlah besar yaitu Pulau Rupat, Pelabuhan Merak, Puncak, Pegunungan Dieng, Hutan Wisata Penggaron Semarang, Gardu Pandang Merapi, Bromo Tengger, Taman Nasional Bali Barat dan Sangihe Talaud.
Ayo kita amati fenomena menarik ini, siapkan kamera dan teropongmu..!
Senin, 06 Desember 2010
Sejarah VOC di Tainan-Taiwan
Salah satu lokasi wisata sejarah yang kukunjungi selama di Taiwan November 2010 ini adalah menelusuri jejak perjuangan Jendral Cheng Kung dan Port-Zeelandia, sebuah benteng peninggalan Belanda (VOC) yang sekarang dijadikan Museum dan Kuil Temple of The God. Kuil ini sangat ramai, sebagai pertanda bahwa masyarakat Taiwan juga menghargai sejarah leluhurnya.
Serikat Dagang Kompeni Hindia Timur atau VOC yang pernah menjajah Nusantara pada masa jayanya pernah menguasai separuh lingkaran dunia. VOC memiliki pos perdagangan dari pantai barat Afrika di sekitar Ghana, Tanjung Harapan (Kapstad), Galle di Sri Lanka, Surat dan Nagapatnam di India, Ayuthaya di Thailand, Kepulauan Nusantara hingga Pulau Formosa (Taiwan), dan Pulau Deshima di dekat Nagasaki, Jepang. Setelah Batavia didirikan, VOC mengatur perdagangan antara Pulau Jawa, Nusantara, dan Tiongkok. Kepala Penerangan Kantor Dagang Taiwan di Jakarta Tommy Lee menjelaskan, Pemerintah VOC menjadikan Kota Pelabuhan Tainan di Taiwan sebagai gerbang ekspor-impor dari Tiongkok menuju Kepulauan Nusantara.
”Ada hubungan dagang yang erat pada awal abad ke-17 antara Batavia dan Tainan,” katanya. Hubungan itu semakin kokoh semasa Kapiten Tjina pertama Batavia, Souw Beng Kong, memimpin komunitas Tionghoa di Batavia (1580-1644). Sejarawan dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Mona Lohanda, dalam buku Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia menulis, pelayaran terbentang dari Amoy di Provinsi Fujian dengan Batavia sejak 1620 hingga awal abad ke-19. Provinsi Fujian atau Hokkian adalah kampung halaman Souw Beng Kong. Ketika itu dibutuhkan waktu berlayar 28 hingga 30 hari untuk menempuh pelayaran Jawa-Tiongkok. Pelabuhan transit yang ditetapkan VOC mulai mengukuhkan monopoli perdagangan. Semula VOC membangun pusat kekuatan di Taoyuan (Anping) lalu pindah ke Tainan di sebelah selatan Formosa di utara Kota Kaohsiung. Berulang kali terjadi bentrokan antara VOC dan para panglima Dinasti Ming yang menentang monopoli dagang. Monopoli dagang di bawah dukungan senjata dan tekanan politik itu mengingatkan kita akan globalisasi dan perdagangan bebas ala World Trade Organization yang sangat merugikan negara berkembang seperti dialami Indonesia saat ini.
Perlawanan Tionghoa
Monopoli dagang VOC akhirnya menimbulkan perlawanan umum masyarakat Tionghoa. VOC membangun benteng Zeelandia di Tainan tahun 1624 yang menjadi pusat perdagangan dan militer. Sejarawan Taiwan, Chao Cing Fu, mencatat, batu bata yang dipakai membangun Fort Zeelandia didatangkan dari Pulau Jawa. Batu bata digunakan untuk penyeimbang kapal (balast) yang berlayar dari Jawa ke Formosa. Sebagai bahan semen digunakan campuran ketan, gula, pasir, dan cangkang kerang laut yang dihaluskan. Fort Zeelandia pun selesai dibangun tahun 1634. Seorang panglima bernama Cheng Cen Kung (Koxinga) tampil memimpin perlawanan rakyat terhadap VOC. Dengan tekad baja dan tidak mempan disuap oleh pedagang Barat (VOC). Sebagai loyalis Dinasti Ming yang di ambang kemunduran, Cheng Cen Kung tetap membuka wawasan untuk mengerti pemikiran dan teknologi baru yang diserap dari Barat dan Jepang kala itu. ”Dia berhasil mengalahkan VOC. Pemimpin VOC dipaksa menyerah dan mengikuti perjanjian damai dengan mengikuti syarat dari Cheng Cen Kung,” ujar Donivan Hsiao, mahasiswa Ursulin Language College di Kaohsiung. Sejarah mencatat, Cheng Cen Kung berhasil menguasai Fort Zeelandia dan menghapus monopoli VOC pada tahun 1662. Walhasil, nama Cheng Cen Kung pun masyhur sebagai simbol perlawanan atas hegemoni Barat di masyarakat Tionghoa hingga kini. Pemimpin VOC di Tainan, Frederik Coyett, dipaksa bertekuk lutut dan akhirnya kembali ke Batavia di Jawa. Itulah satu babak kemenangan perlawanan bangsa Asia terhadap hegemoni perdagangan, senjata, dan politik negara maju pada abad ke-17. Mart Grijsel, seorang Indisch (Indo) asal Belanda, terkagum-kagum melihat Zeelandia dan ikatan sejarah Taiwan-Indonesia dan Belanda di Tainan. Di Indonesia, kisah perlawanan Koxinga pernah direkam dalam komik strip yang muncul akhir tahun 1970-an hingga awal 1980-an di harian sore Sinar Harapan. Fort Zeelandia di bawah Cheng Cen Kung disulap menjadi pusat kekuasaan dengan bangunan berlanggam arsitektur Dinasti Ming. Fort Zeelandia berganti nama menjadi Wang Cheng atau Kota Raja. Itulah sepenggal kisah ikatan sejarah antara Jakarta dan Tainan lewat sebuah benteng. (Sumber : Iwan Santosa.KOMPAS dan Dinas Budaya Tainan, Taiwan).
Minggu, 21 November 2010
Undangan dari FORMOSA
Ditengah haru biru bencana dan kronika politik di tanah air, akhir bulan November 2010 aku terpaksa pergi sebentar ke Formosa memenuhi undangan dari SARCS Taiwan. Ini merupakan kali kedua kunjunganku ke negeri itu. Pada tahun 2003, tujuh tahun lalu aku juga mendapat undangan serupa, bedanya hanya obyek penelitiannya. Bila di tahun 2003 penelitian berfokus di isu kelautan yaitu South China Sea Carbon Cycle yang didanai oleh START Washington melalui kantor regionalnya (SARCS) di Taiwan. Pada tahun 2010 ini isu bergeser ke Perubahan Iklim terkait dengan masalah-masalah kesehatan. Juga bedanya adalh lembaga tempatku bernaung, pada 2003 aku menjadi peneliti tamu di PKSPL-Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan –IPB. Namun tahun 2010 ini aku kembali ke Taiwan sebagai peneliti CIDES.
Poyek penelitian ini bertujuan mengetahui dampak variasi perubahan cuaca terhadap prevalensi serangan nyamuk Demam berdarah di Tangerang serta mengetahui pola-pola perubahan distribusinya karena pengaruh perubahan iklim tersebut.Hasil penelitian lapangan kemudian diperbandingkan dengan citra satelit citra satelit EnviSat-MERIS –Enviroment satellite dan modelling. Saya berharap banyak dari proyek penelitian ini bisa memperoleh 'recognize' serta membawaku kembali ke ilmuku semula sebagai seorang peneliti ilmu biologi lingkungan seperti pernah kupelajari di bangku kuliah di beberapa negara.
Formosa
Taiwan atau Formosa adalah sebuah pulau di Asia Timur. "Taiwan" sering pula dipergunakan untuk merujuk kepada wilayah yang diperintah oleh Republik Cina dan juga kepada Republik Cina itu sendiri, yang memerintah Pulau Taiwan, Pulau Orchid, dan Pulau Hijau di Pasifik sebelah pantai Taiwan, Kepulauan Penghu di Selat Taiwan, serta Kinmen dan Kepulauan Matsu sebelah pantai Fujian, Cina daratan. Kelompok pulau Taiwan dan Penghu (tidak termasuk kotamadya pusat Taipei dan Kaohsiung) secara resmi diperintah sebagai Provinsi Taiwan, akan tetapi dalam prakteknya hampir seluruh kekuasaan pemerintahan dilakukan pada tingkat nasional dan lokal (kotamadya/kabupaten).
Taiwan saat ini juga diklaim oleh Republik Rakyat Cina (RRC) walaupun RRC tidak pernah menguasai Taiwan atau satupun wilayah Republik Cina saat ini yang sering dirujuk sebagai "Taiwan". RRC mendasarkan klaimnya dengan berpendapat bahwa RRC merupakan penerus Republik Cina sejak 1949, dan Republik Cina telah memerintah Taiwan selama 4 tahun dari 1945 sampai 1949. Pulau utama Taiwan, juga dikenal sebagai Formosa (dari bahasa Portugis) (yang berarti "(pulau) yang indah"), terletak di Asia Timur sebelah pantai Cina daratan, sebelah barat daya kepulauan utama Jepang tetapi sebelah barat langsung dari ujung Kepulauan Ryukyu Jepang, dan sebelah barat laut-utara Filipina. Pulau ini dihubungkan ke timur oleh Samudera Pasifik, ke selatan oleh Laut Cina Selatan dan Selat Luzon, ke barat oleh Selat Taiwan, dan ke utara oleh Laut Cina Timur. Pulau ini mempunyai panjang 394 kilometer dan lebar 144 kilometer.
Beberapa tahun belakangan ini, Taiwan mulai terbuka dengan sistem pendidikannya dengan membuka program-program internasional yang sebagian atau seluruhnya menggunakan English sebagai bahasa pengantarnya. Dari tahun ke tahun semakin banyak mahasiswa internasional yang kuliah di sini. Hampir semua jurusan dibuka untuk mahasiswa asing, meskipun ada beberapa matakuliah hanya ditawarkan dalam bahawa mandarin. Bahasa Mandarin dalam hal ini bisa dianggap sebagai momok maupun sebagai opportuniti sebagai competitive advantage. Bahasa Mandarin banyak prediksi diungkapkan kl bahasa ini akan menjadi bahasa kedua seiring berkembangnya bisnis China menjadi raksasa ekonomi dunia, bahkan sekarang udah mengeser Inggris.
Wajib Militer di Taiwan
Pada akhir study tahun 2003 saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa lokasi menarik di Taiwan diantaranya adalah cagar alam Kenting yang terletak diujung pulau. Sewaktu kami menjelajah kawasan hutan pantai, disana tak sengaja saya kepergok dengan sekelompok tentara muda yang sedang latihan menembak dan mengendarai tank. Dari wajah wajahnya saya lihat tak ada kesan seram sama sekali bahkan mereka terkesan ‘main main’ dalam latihan tsb. Sangat berbeda sekali dengan ‘image’ militer di berbagai Negara sangat sangar dan kejam. Memang untuk negeri yang merasa sedang dalam kegentingan dan terancam seperti Taiwan , semua warga Negara yang telah dewasa wajib mengikuti wajib militer untuk mendapatkan pembekalan ketrampilan bela Negara. Dan itu tak harus ditampilkan dengan citra yang seram da kejam, walau mereka tetap terlatih mengoperasikan senjata yang mematikan.
Saat ini Republik Cina mempunyai angkatan bersenjata yang besar dengan tujuan menentang Republik Rakyat Cina di daratan yang masih memerangi Taiwan. Dari pengunduran Taiwan dari tanah daratan pada tahun 1949 hingga tahun 1970-an, misi utama militer adalah 'mengambil kembali tanah daratan'. Dengan keadaannya sekarang, militer Taiwan lebih berfokus pada angakatn udara , ankatan laut daripada angkatan darat
Taiwan (Republik of China), memiliki kekuatan militer yang mencakup Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Sejak kepindahan pemerintahan nasionalis ke Taiwan setelah kekalahannya dengan pihak komunis (1949), Taiwan memperoleh bantuan persenjataan dari Amerika Serikat dan Eropa Barat dalam usaha membendung kekuatan komunis ke selatan. Taiwan memanfaatkan hubungan tersebut dengan memperoleh bantuan teknik dari sistem persenjataan barat sehingga Taiwan memiliki industri militer sendiri yang juga diekspor (meskipun terbatas pada persenjataan ringan seperti amunisi dan senapan otomatis).
Pada tahun 1970-1980-an ketika hubungan diplomatik antara Taiwan dengan Amerika Serikat putus, Taiwan masih tetap mendapatkan persenjataan dan hubungan militer dengan AS meskipun ditentang oleh RRC. Namun Taiwan khawatir hubungan tersebut sewaktu waktu terganggu, sehingga untuk menghadapi RRC, Taiwan berusaha untuk memenuhi kebutuhan militernya sendiri didukung dengan kemampuan industri teknologi tinggi yang dimilikinya. Sebagai contoh Angkatan Udara Taiwan mampu memenuhi kebutuhannya dengan memproduksi pesawat tempur buatan sendiri (sekalipun dengan bantuan teknis kontraktor militer Amerika Serikat seperti General Dynamics) IDF (Indigenous Defense Fighter) Ching Kuo (diambil dari nama presiden Taiwan Chiang Ching Kuo) selain pasokan F-16 dari Amerika Serikat dan Mirage-2000D dari Perancis. Kementerian Pertahanan juga telah merencanakan memesan kapal selam diesel dan baterai anti-peluru dari Amerika Serikat untuk pertahanan, tetapi telah dihalangi pihak Pan-Biru (oposisi Yuan Perwakilan) pada 2005. Terdapat banyak peralatan perang yang telah dibeli oleh Taiwan dari Amerika Serikat di bawah UU Hubungan Taiwan. Pada masa lalu, Taiwan juga telah membeli peralatan pertahanan dari negara Perancis dan Belanda.
Kekuatan militer Taiwan difokuskan untuk bertahan dari serangan terutama RRC, yang saat ini hanya melakukan provokasi-provokasi militer dengan mengadakan latihan gabungan di Selat Taiwan. Meskipun sebenarnya di atas kertas jumlahnya tidak sebanding (Taiwan memiliki 600.000 personel aktif Angkatan Darat sedangkan RRC memiliki 3 juta tentara Angkatan Darat, 4000 pesawat tempur untuk Angkatan Udara RRT dengan 1000 pesawat tempur Taiwan). Bahkan pengamat-pengamat militer RRC selalu sesumbar dengan mengatakan mampu menduduki Taiwan dalam hitungan jam. (Meski kenyataan politik, militer di lapangan tidak selalu benar belum lagi dampak internasional khususnya Amerika Serikat). Pada masa lalu Taiwan diduga memiliki senjata nuklir untuk mengimbangi senjata nuklir RRC karena potensi dan kemampuannya untuk itu.
Republik Taiwan telah melaksanakan program mengurangi anggotanya dari sekitar 430.000 orang pada tahun 1990-an mengikuti kemajuan alat perangnya. Umur minimal untuk menjadi prajurit militer republik ini adalah 18 tahun. Tetapi sebagian program pengurangan anggota ini menunjukkan bahwa sebagian anggota dipindahkan ke badan pemerintahan lain atau industri yang relevan dengan militer. Salah satu rencana sekarang adalah memodernkan militer menjadi tentara profesional pada dekade yang akan datang dan membatasi Wajib Militer menjadi 3 bulan.
Taiwan juga memiliki hubungan militer dengan Singapura. Singapura menempatkan personel militernya di tempat itu karena keterbatasan wilayah yang dimilikinya terutama untuk kepentingan latihan militer (kemungkin di Taiwan Selatan) . Bahkan pemerintah Singapura pada masa PM Goh Chok Tong pernah meminta RRC agar memberitahukan Singapura terlebih dahulu apabila RRC menyerang Taiwan.
Minggu, 31 Oktober 2010
Merapi,si Cantik Nan Berbahaya
Haru biru bencana meletusnya gunung Merapi setidaknya mengingatkanku pada masa masa kecil dan masa kuliah di Yogyakarta. Bagaimana tidak, separuh jiwaku sebenarnya berasal dari kaki gunung cantik nan ganas ini. Alamarhum ayahku dilahirkan di kawasan Bangunkerto Turi Sleman Yogyakarta, salah satu wilayah yang terdekat dengan gunung itu. Sampai kinipun masih banyak kerabatku yang tinggal disana. Almarhum kakekku juga pernah bercerita dipaksa mengikuti ‘romusha’ oleh pasukan Jepang menggali gua untuk pertahanan pasukan di punggung gunung Merapi. Antara tahun 1986 s.d 1992 kebetulan juga aku sempat kuliah di kampus biru UGM Yogyakarta mengambil minat Biologi Lingkungan. Jadi menjelajah hutan atau mendaki gunung Merapi adalah menu rutinku hampir setiap semester. Mulai dari KKL-Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa sampai menjadi asisten untuk matakuliah Taksonomi.
Gunung Merapi merupakan cagar alam dan obyek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Sèlo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dari tiga kali upayaku mendaki Merapi hanya sekali aku berhasil mencapai puncak Garuda pada 1991, itupun tanpa berbekal apapun, hanya dompet dan baju hangat (jumper) yang dilengkapi dengan (panchou) penutup kepala. Dipuncak Merapi banyak kawan-kawan pendaki yang baik hati berbagi air minum dan makanan denganku.
Kami menaiki Merapi dari arah Selo setelah sebelumnya tahun 1988 dan 1989 aku tak berhasil mencapai puncak merapi dari arah Kaliurang dan Kinahrejo. Berhasil mencapai puncak Garuda Merapi merupakan kebahagian tersendiri bagi banyak orang. Mereka percaya bahwa keberhasilan mencapai puncak Merapi merupakan indikasi keberhasilan hidup dimasa datang.Wallahu’ Alam.
Sewaktu di puncak Merapi dulu aku merasakan bahwa dinding-dinding gunung yang kami panjat terasa masih lembek dan bau belerangnya sangat kuat. Alhamdulillah kami semua akhirnya bisa kembali dengan selamat. Yang jelas dengan modal keberanianku mendaki Merapi membuatku berani mendaki tempat tempat tinggi atau terpencil di wilayah lain baik di Asia ataupun Eropa utara.
Selasa, 19 Oktober 2010
Doa Di hari Ultahku
Ya Tuhan kami
janganlah Engkau condongkan hati kami
pada kesesatan,
setelah Engkau beri kami petunjuk.
Dan karuniakan kepada kami rahmad dari sisi-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.
Ya Tuhan kami
Engkau-lah yang mengumpulkan manusia
pada hari yang tidak ada keraguan padanya (Akhirat),
Sungguh Engkau adalah Dzat Yang tidak pernah mengingkari janji.
Ya Tuhan kami,
kami benar benar beriman kepada Mu,
maka ampunilah dosa-dosa kami
dan lindungilah kami dari adzab neraka.
Juga kepada orang yang sabar,
orang yang benar, orang yang taat,
orang menginfaqkan hartanya
serta orang yang memohon
ampunan sebelum fajar.
Ya Tuhan kami
tidaklah Engkau ciptakan alam semesta ini dengan sia sia
Maha suci Engkau
lindungilah kami dari azab neraka.
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya orang yang Engkau masukkan dalam neraka
maka sungguh Engkau telah menghinakannya
dan tak ada satu penolongpun bagi orang dzalim
Ya Tuhan kami,
Sesungguhnya kami mendengar
orang yang menyeru kepada iman
‘Berimanlah kamu pada Tuhan-mu’,
maka kami-pun beriman.
Ya Tuhan kami,
ampunilah dosa dosa kami
dan hapuskanlah segala kesalahan kami
dan matikannlah kami
bersama orang orang yang berbhakti.
Ya Tuhan kami,
Berilah kami apa yang Engkau janjikan melalui rasul rasul-Mu
Sungguh Engkau adalah Dzat yang tak pernah mengingkari janji
(dari QS Ali Imran).
Jumat, 08 Oktober 2010
Kubah Kiamat Svalbard
Masa depan umat manusia modern dihantui realitas adanya perubahan iklim yang anomalis, pergantian musim menjadi kacau, curah hujan berkurang disatu tempat, dan banjir disertai badai dahsyat di wilayah lain. Gejala umum yang dirasakan hampir disemua penjuru dunia adalah suhu lingkungan meningkat. Dampak kenaikan suhu akan meningkatkan tinggi permukaan laut 65 – 95 cm yang menenggelamkan negara-negara kepulaun Pacific dan sebagaian besar pulau-pulau di Indonesia dan Polynesia. Dampak terparah dari perubahan iklim dunia akan dirasakan negera-negara berkembang. Ekosistem subur akan musnah berganti dengan kekeringan dan kekurangan air bersih, produksi pertanian akan anjlok. Sektor pertanian sebagai penyedia pangan bagi umat manusia akan terkena dampak parah dari perubahan iklim, potensi kegagalan panen khususnya padi akan meningkat. Petani akan kesulitan untuk menentukan waktu memulai bercocok tanam karena ketidakpastian musim. Ummat manusia melalui berbagai upaya berusaha mengatasi kesulitan dan tantangan masa-depannya seperti upaya penyediaan pangan, sandang dan energi melalui bioteknologi dan rekayasa genetika pertanian dan peternakan.
Dengan alasan keprihatinan menghadapi masadepan ummat manusia diatas, sejak tahun 2006 Pemerintah Norwegia bekerjasama dengan Monsanto Corp., yayasan Bill and Melinda Gates dan Yayasan Rockfeller, Yayasan Syngenta, mendirikan sebuah proyek ’ganjil’ di salah satu tempat paling terpencil di dunia, pulau Svalbard-Norway. Svalbard adalah sebuah tempat dingin, tandus berbatu es. Pulau yang “diabaikan Tuhan” demikian para pengelana yang sampai disana menyebutnya. Pulau ini dihuni oleh kerajaan burung dan beruang, namun dengan semakin ’ramah’-nya’ lingkungan kutub bagi pendatang mulailah didirikan berbagai fasilitas disana seperti airport, hotel dll. Kongsi berbagai stakeholder itu mendirikan ‘bank benih kiamat‘- Svalbard Global Seed Vault di Spitsbergen salah satu pulau di kepulauan Svalbard.
Bank benih Svalbard dibangun di dalam sebuah gunung di Spitsbergen dekat desa kecil Longyearbyen. Bank benih tersebut saat ini sudah melakukan transaksi bisnis perbenihan. Konstruksi SeedBank Svalbard memiliki pintu tahan guncangan, apabila bumi diterjang meteor atau ledakan nuklir ganda. Pintu pintunya juga dilengkapi dengan sensor gerakan, dua pengunci udara (airlocks), dan dinding beton dari baja berketebalan satu meter. Gudang benih di dalamnya mampu memuat sampai 3 juta jenis benih berbeda dari seluruh dunia. Sumber pemerintah Norwegia mengatakan bahwa Svalbard Seedvault ini akan memelihara keanekaragaman benih di bumi dapat untuk masa depan. Benih-benih dibungkus secara khusus untuk mengeluarkan embun atau uap lembab. Di bank ini tidak akan ada staff yang bekerja seharian, tetapi relatif susahnya akses kesana akan memudahkan mengamati kemungkinan apa saja aktifitas manusia yang coba coba mendekatinya disamping sistem surveillance Norwegia dan NATO yang akan mengawasinya secara otomatis.
Spitsbergen dianggap ideal karena kurangnya aktivitas gempa tektonik dan permafrost, yang akan membantu pelestarian benih secara alami. Bank Benih ini terhampar pada ketinggian 130 meter (430 kaki) di atas permukaan laut dan dipastikan situs ini tetap kering meskipun puncak puncak gunung es di kutub utara mencair semua. Fasilitas kubah kiamat Svalbard ini menyediakan energy listrik untuk unit pendingin canggih sesuai standar internasional yang direkomendasikan -18 ° C ( 0 ° F). Bahkan jika peralatan tersebut gagal misalnya karena global warming, panas bom nuklir thermal dan bencana dasyat lain selama beberapa minggu akan berlalu sebelum suhu meningkat ke -3 ° C (27 ° F) karena batuan dasar pasir sekitarnya memanas.
Global Crop Diversity Trust (GCDT) adalah perusahan peengelola kubah benih tsb.
Sementara untuk pengiriman sampel benih dikelola bersama dengan Nordik Trust for Gen Center-Pusat Sumber Daya Genetik akan menyediakan sebagian besar biaya operasional tahunan untuk fasilitas tersebut. Pemerintah Norwegia akan mendukung pemeliharaan strukturnyai. Dengan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation dan donor lainnya, adalah membantu genebanks GCDT dipilih di negara-negara berkembang serta pusat-pusat penelitian internasional pertanian dalam kemasan dan pengiriman bibit ke kubah benih. Dewan Penasehat Internasional sedang didirikan untuk memberikan bimbingan dan nasihat. Ini akan mencakup wakil-wakil dari FAO, CGIAR itu, Perjanjian Internasional mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman dan lembaga lainnya.
Baru baru ini diselenggarakan Perayaan Ulang tahun Seedbank Svalbard melalui suatu Konferensi para ahli genetika perbenihan internasional pada Juni 2010 di Longyearbyean, Svalbard-Norwegia. Sayangnya aku tak ada kesempatan menghadiri acara tsb. Negara-negara Asia diwakili oleh 6 orang ahli dari Korea (Korea Polar Institute) dan Jepang (University Tsukuba). Suatu hal hal yang patut digaris bawahi disini adalah bahwa umumnyaa manusai mempercayai adanya hari kiamat atau 'armageddon' (istilah mereka). Karenanya mereka mempersiapkan diri dengan serius, walaupun menurut keyakinan kita bahwa bekal menghadapi kehidupan setelah kiamat (akhirat) bukanlah materi karena segala yang ada didunia ini akan hancur namun amal saleh serta keimanan dan ketaqwaan kita.
Rabu, 01 September 2010
Selasa, 24 Agustus 2010
Algal Bloom & Energy
Hampir setiap musim panas, sebuah karpet raksasa dari ganggang biru terbentuk di laut Baltik, banyak pengunjung pantai kecewa mencari lokasi pas untuk berenang. Cyanobacteria telah memenuhi permukaan laut dengan warna kuning-hijau dan dapat mengakibatkan keracunan jika tertelan. Biasanya apabila terjadi algal bloom ini akan menyebabkan kematian banyak biota laut seperti ikan dan kerang. Namun, mikroorganisme ini dapat menghasilkan rantai hidrokarbon yang mudah terbakar dikenal sebagai alkana dan alkena . Mungkinkah mereka akan cocok untuk memproduksi solar dan bensin suatu hari nanti ?
Beberapa kelompok peneliti telah memelajari cyanobacteria untuk menggunakan mereka sebagai sumber bahan bakar. Organisnme ini mendapatkan nutrisi dari pengolahan limbah, karbon dioksida dan sinar matahari, mereka menggunakan fotosintesis untuk menghasilkan asam lemak, yang pada gilirannya menghasilkan alkana dan alkena. Biofuels kemudian dapat diperoleh dari hidrokarbon. 'Ganggang Biru’’, sebutan umum untuk cyanobacteria, sebenarnya menyesatkan, karena mereka bukan anggota keluarga ganggang, tetapi mereka adalah bakteri.
Ide memproduksi bahan bakar dari cyanobacteria memang masih pada tahap sangat awal, serta bukan pada proporsi yang ekonomis saat ini. Sebuah langkah besar sedang dibuat dalam penelitian cyanobacteria, seperti yang digambarkan oleh hasil baru-baru ini di LS9 perusahaan AS, yang berbasis di San Francisco. Para peneliti telah berhasil mengidentifikasi gen yang tepat yang bertanggung jawab untuk metabolisme alkana dalam berbagai jenis cyanobacteria.
Mereka telah berhasil memasukkan bahan genetik tsb kedalam bakteri E. coli (Escherichia coli), yang berfungsi sebagai pabrik mikrobiologi untuk menghasilkan hidrokarbon yang mudah terbakar.
Budidaya E coli laboratorium ini belum berhasil menghasilkan jumlah BBM yang signifikan. Namun demikian, decoding dan transfer gen alkana bisa memberikan dasar bagi masa depan untuk produksi bahan bakar dalam menara bioreaktor. Limbah dari pabrik pengolahan limbah dapat digunakan sebagai nutrisi untuk budidaya bakteri ini. Sekarang, peneliti tengah berupaya untuk mempercepat metabolisme proses bakteri bahan bakar ini, dan meningkatkan hasil berguna rantai hidrokarbon.
Ganggang menawarkan keuntungan potensial prospektif sebagai sumber bahan bakar.
"Pendekatan-pendekatan untuk memperoleh biofuel sangat menarik, namun masih jauh dari aplikasi teknologi," kata Marina Braun-Unkhoff dari Institut Teknologi DLR Pembakaran di Stuttgart. "Namun, kita tidak boleh meremehkan potensi biomassa dari air laut ini menjadi sumber bahan bakar di masa depan.
Tentu saja, aplikasinya harus memenuhi kriteria keberlanjutan, misalnya, konsumsi dan penggunaan air tanah," kata Braun-Unkhoff. Dengan pemikiran, DLR berencana penelitian yang lebih rinci tentang ruang lingkup untuk mendapatkan biofuel dari alga. Seperti bentuk-bentuk awal lain biofuel, para ahli Stuttgart berbasis pembakaran kemudian akan mampu mengkarakterisasi bahan bakar berbasis ganggang berbasis lebih akurat, dan menguji kesesuaian mereka untuk mesin dan pembangkit listrik.(Sumber:Badan Antariksa Jerman-DLR)
Selasa, 17 Agustus 2010
Hurtigruten Expedition: Ziarah Iklim
Salah satu isu terbesar abad 21 adalah 'Global Warming'-pemanasan suhu bumi secara global diikuti 'Perubahan iklim'. Dampak selanjutnya berupa naiknya permukaan air laut karena lapisan es kutub yang mencair. Bukti-bukti dari pemanasan global itu terhampar jelas dikutub utara seperti catatan suhu meningkat; gletser dan es laut yang mencair.Nah, wisata menonton bukti bukti adanya pemanasan global itu dikemas dalam satupaket wisata Cruising dengan kapal MV Hurtigruten -MS Fram- yaitu 'ClimatePilgrimate-Ziarah Iklim'. Ekspedisi pelayaran itu merupakan kombinasi antaraekspedisi ilmiah dan ekowisata didekasikan menyambut COP 15-UNFCC Di Kopenhagen-Denmark Desember 2009 lalu.
Hurtigruten MS Fram. Hurtigruten adalah sebuah perusahaanpelayaran Norwayyang memiliki pengalaman ekspedisi penjelajahan ke daerah daerah ujung dunia baik di kutub utara (Arctic) maupun kutub selatan (Ant-arctic). Pelayaran ini merupakan kesempatan bagi penumpang untuk melihat perubahan iklim secara langsung penelitian perubahan iklim dari tangantangan pertama diantaranya dari KSAT-Kongsberg Satellite Service sebuahperusahaan swasta penyedia jasa satelit yang mengamati proses pencaiaran eskutub dan memonitor arah pergerakannya. Perubahan iklim dan dampaknya di Kutub Utara mungkin merupakan isu lingkungan yang paling serius mengancam lingkungan Arktik. Suhu rata-rata tahunan di Kutub Utara telah meningkatsekitar dua kali lipat peningkatan suhu rata-rata global. Pemanasan global telahmemberikan kontribusi terhadap peningkatan suhu danau, pencairan permafrost,peningkatan stres pada tanaman dan populasi hewan liar dan mencairnya gletserdan es laut.
Dalam ekspedisi pelayaran yang 'dingin' itu parapelancong diperlakukan bak 'ilmuwan amateur' yang mempelajari meteorologi dan berbagaimata pelajaran - budaya, geografi, aspeksejarah, botani, satwa liar - dan yang paling penting adalah melihat dampakperubahan iklim terhadap satwa liar di kawasan sekitar kutub utara (Arctic). Dua haripertama pelayaran dihabiskan di Tromso, mengunjungi Pusat Lingkungan Polar-PolarInstitute, di mana para ilmuwan iklim mendiskusikan tugas dan status penelitianterbaru. Sambil melihat-lihat koleksi hewan kutub dan menonton film ekspedisikutub. Dari Tromso selanjutnya kapal berlayar menuju Honningsvag, termasukkunjungan ke Utara Tanjung Dataran Tinggi, dan berhenti di Gjesvaerstappan -tebing burung unik dimana Norwegian Polar Institute telah melakukan penelitianpada sejumlah burung laut seperti puffins, gannets, auks dan guillemots.
Sisa perjalanan dihabiskan untuk menjelajahi kawasanterpencil di pulau Svalbard yaitu wilayah Spitsbergen dimana beruang kutub,rusa kutub, rubah, paus, singa laut, segel kecapi dan puluhan binatang danburung migran masih berkeliaran sebagai pemandangan menakjubkan di habitat alammereka yang keras dan sangat dingin. Mengunjungi Bjornoya (Bear Island),peserta mengamati perubahan kebiasaan burung di salah satu konsentrasi terbesarburung laut di belahan bumi utara. Penelitian di Hornsund, fjord Spitsbergen paling selatan, termasuk beruang kutub dantempat makan dari auks, sedangkan di Bellsund, peserta belajar tentang fenomena'gletser' bergelombang. Di Ny Alesund mengujungi lokasi bersejarah perjalanan umatmanusia untuk mencapai kutub Utara seerti dilakukan oleh para penjelajah– RoaldAmundsen, Ellsworth dan Nobile. Para pesertakemudia akan diajak menjelajahi depan gletser besar dan mungkin menikmati 'birArktik' di salah satu pub di ujung utara dunia.
Dampak pemanasan global di Arktik memungkinkan kapal untuk menyeberangi lautkutub secara paralel 80 derajad - sesuatu yang tidak mungkin dilakukan 20 tahunyang lalu. Walrus, paus dan beruang kutub merupakan hewan dilindungi didaeahini dan MS Fram akan memandu para peserta untuk melihat dari dekat zona-esmarjinal dan variasi besar tahunan. Dua hari terakhir dihabiskan untuk menjelajahi Isfjorden, tebingterbesar Spitsbergen's fjord, tebing mengamati burung raksasa seperti ElangEkor putih, dan berkunjung ke Pusat Universitas Svalbard Svalbard dan Museum diibukota Spitsbergen tentang 'Etalase Kondisi Longyearben'.
Sayangnya,aku tak bisa ikut dalam rombongan Ziarah iklim Mei tahun 2010 lalu.Namun serangkaian perjalananku di musim summer dan winter di tahun 2007 ke berbagai kawasan itu sudah cukup mewakili 'Ziarah Iklim'- versiku sendiri. Terlebih biaya perjalan itu termasuk sangat mahal yaitu sebesar$ US 4,823 sampai $ US 9,516per orang belum termasuk tiket perjalanan dari tanah air menuju Oslo.
Minggu, 15 Agustus 2010
Rabu, 28 Juli 2010
'Eagle Safari' di Nordland
Salah satu 'wisata ekologi' menarik di Nordland dan Central Norway adalah Eagle safari, menonton Elang laut sedang berburu mangsa di laut. Lokasi bagus untuk wisata ini adalah di kawasan Lofoten, pulau Hitra dan Froya sebelah utara kota Bodo.
Elang laut Norway dikenal sebagai elang berekor putih (Haliaeetus albicilla) merupakan salah satu burung raksasa dengan rentang sayap mencapai 245 cm (lebih dari 8 kaki) dan tinggi badan mencapai hampir satu meter. Jenis elang ini sudah punah di Britania pada awal 1900-an, dan perlu waktu lama untuk upaya re-introduksi, sementara di Skotlandia, populasinya sangat langka. Mangsa Elang Ekor Putih diantaranya Ikan, burung laut dan itik, di Brittania dilaporkan dia memangsa ayam, kelinci dan terkadang anak domba, karenanya menjadi sasaran tembak para gamekeepers.
Ketika berburu elang berekor putih lebih memilih untuk mengintai terlebih dulu dari udara atau tempat bertenggernya. Apabila dia merasa sudah siap, segera kemudian menyambar dan memetik ikan dari permukaan air tanpa menjadi basah. Para elang laut juga mengais bangkai atau terbang menjelajahi garis pantai untuk mengincar mangsa dan terkadang dia mencuri makanan dari burung lain, seperti osprey dan hewan, seperti berang-berang dan kelinci. Kebutuhan makan Elang laut mencapai 0,6 kg daging perhari. Walaupun elang ekor putih adalah pemburu kurang aktif dibanding Golden Eagle, namun dia lebih tahan lapar karena usus mereka lebih lama dan lebih efisien sistem pencernaan, bisa hidup lebih baik dengan lebih sedikit makanan.
Sarang Elang laut adalah bangunan besar dari dahan pohon atau di tebing pesisir. Burung ini termasuk mahluk setia pada wilayah mereka, setelah mereka berkembang biak, sarang sering digunakan kembali, kadang-kadang selama beberapa generasi elang; Salah satu sarang di Islandia telah digunakan selama lebih dari 150 tahun. Di Skandinavia, ada pohon yang rubuh karena menyangga sarang elang yang sangat besar dan berat.
White-tailed Eagles adalah predator puncak. Oleh karena itu, mereka cenderung mengalami bioakumulasi dari polusi lingkungan dalam tubuh mangsa mereka, dan juga menderita penganiayaan intensif oleh gembala dan gamekeepers yang menganggap mereka sebagai sasaran tembak. Selama periode 1800-1970, Eagles White-tailed di sebagian besar Eropa mengalami penurunan dramatis, dan menjadi punah di banyak daerah di Eropa barat, tengah dan selatan. Sementara Norwegia, Jerman, Polandia, dan Islandia menyimpan populasi terbesar yang masih hidup, kantong-kantong mereproduksi pasangan tetap di beberapa negara lain tindakan konservasi Intensif banyak di seluruh rentang distribusi sisa Eropa (perlindungan hukum). Untuk mengurangi perburuan, perlindungan situs pembiakan , dan musim dingin makan) menyebabkan pemulihan populasi lokal.
Sejak tahun 1980-an, populasi White-tailed Eagle di Eropa mulai pulih, dan menyebar ke seluruh Eropa barat. Study arkeologi di Orkney, ditemukan tulang elang laut telah ditemukan pada makam berusia 4000 tahun. Hal ini menyimpulkan bahwa burung-burung Elang telah memperoleh kedudukan terhormat pada masa manusia prasejarah. Keyakinan ini diperkuat dengan adanya ‘ukiran batu Pictish’ bergambar elang laut dari Orkney.
Studi DNA melalui mikrosatelit dan mitokondria dalam Eagles White-tailed dari Eropa Utara-dan tengah telah menunjukkan bahwa penduduk Eropa berhasil memulihkan populasi elang laut sehingga tetap memiliki jumlah keanekaragaman genetik. Hal itu menyiratkan risiko rendah depresi kekerabatan. Oleh karena itu, pemulihan spesies Elang Ekor Putih ini yang sebelumnya terancam adalah kisah kesuksesan sejati untuk konservasi alam sekaligus mendatangkan devisa bagi penggemar wisata ekologi ‘bird-watching’..
Selasa, 27 Juli 2010
NPC-National Picture Compilation
Salah satu 'kuliah praktik' yang paling menarik dan berkesan yang kami alami adalah ketika berhasil memperoleh ilmu 'reconaisance' atau 'surveillance' di markas pemantauan laut Norway Coast Guard di wilayah Bodo Nordland. Terletak beberapa ribu meter di dalam bukit batu dan di dalam bumi, Reitan-Bodo Nordland, RHQNN-Regional Head Quarter North Norway merupakan pusat komando NATO di Norwegia yang bertugas melakukan pengawasan terhadap wilayah Norwegia yang berbatasan dengan Rusia, baik darat, laut maupun udara. Coastguard Norwegia (kystvakt) berada dibawah komando angkatan laut Norwegia, sehingga operation room mereka dikendalikan oleh militer (khususnya laut dan udara).
Untuk memantau keamanan laut, udara dan darat secara komplit dalam selama waktu 24 jam/selama 7 hari diperlukan beberapa system monitoring yang terpadu untuk dapat melakukan pengawasan wilayah secara optimal, seperti radar coastal, airborne surveillance dan maritime surveillance hingga satelite imagery.
Kemudian berbagai citra sensor tersebut dipadukan (overlay) pada suatu ’wall display’ untuk membentuk sebuah National Picture Compilation, yang menggambarkan kondisi aktual dan real time pola pola pergerakan (lalu lintas) kapal/pesawat dan bahkan pergerakan bawah air (kapal selam dll) diseluruh wilayah yang menjadi kedaulatan suatu negara.
Sebagai suatu system NPC ini pada dasarnya terdiri atas beberapa organ diantaranya ; pertama, jaringan radar pantai, kedua, jaringan pemantauan radar kapal, jaringan pemantauan radar pesawat (AEW-Airborne Early Warning atau airborne surveilance dengan wahana Eagleye atau AWACS), AIS/LRIT network. GMDSS, dan Satellite Observation berupa citra AIS, Radar maupun Citra optis. Singkatnya NPC adalah gabungan gambar yang dicitrakan ribuan pasang mata baik di darat, laut dan udara yang ditampilkan pada sebuah layar besar di pusat komando ataupun 'situation room' suatu negara baik itu di ruang kepresidenan atau markas besar angkatan bersenjatannya..!
Lunch di Bunker NATO
Di dalam markas RHQNN kami belajar tentang NPC-National Picture Compilaion mulai pagi sampai siang. Tibalah waktu makan siang, kami diajak keluar dari ruang command center RHQNN dan memasuki lorong gua. Di lorong-lorong gua itu saya sepintas mengamati dindingnya banyak dihiasi souvenir/cindera mata dari sesama angkatan bersenjata negara lain, Sepintas kulihat tak ada satupun dari ASEAN...apalagi dari Militer Indonesia. Kemudian naik 2 tingkat dengan tangga besi.
Sudah bisa kupastikan bahwa aku akan tersesat dalam lorong lorong gua itu apabila tidak dipandu oleh mereka. Kemudian kami masuk ke ruangan cukup luas yang berfungsi sebagai ruang makan/kantin yang cukup lebar.
Menurut CDR.Helges hari ini kantin menyuguhkan menu ‘istimewa’ makanan Asia, karena mereka kedatangan tamu dari kawasan tropis Asia. Seperti mie, nasi dan buah buahan. Juga menu standar seperti roti tawar/bakar selai strobery atau coklat.
Sambil menyantap makan siang itu pikiranku melayang dan menduga duga berbagai hal terutama bagaimana fasilitas dalam gunung ini memperoleh pasokan energy/listrik yang pasti mencapai beberapa megawatt, kemudian bagaimana sistem ventilasi udaranya dsb-dsb. Menurut CDR Helges apabila meletus perang Nuklir mereka bisa bertahan di dalamnya sampai minimal 6 bulan sampai dua tahun.
Ditengah kami menyantap makan siang, tiba tiba kami di kunjungi oleh seorang yang kelihatannya berpangkat sangat senior. Kemudian beliau menyalami kami dan memperkenalkan diri sebagai ‘Mr.Trond Gryting’. Beliau menanyakan beberapa hal seperti apakah kami baik baik saja selama di Norway, pakah kami bisa belajar sesuatu dari fasilitas tsb dsb. Dalam hati kecilku, aku menebak nebak bahwa pangkat senior ini pasti yang tertinggi difasilitas itu. Karena CDR Helges pun sangat menaruh hormat padanya. Kami berbincang-bincang cukup akrab sambil menyantap makan siang, kebetulan aku dulu tahun 1999 pernah sekolah di LIFE Academy Karlstad Sweden jadi banyak bisa mengimbangi pembicaraan dengan mereka tentang Skandinavia.
Beberpa saat kemudian, Mr Trond pamit, titip salam untuk atasan kami di tanah air dan mempersilakan kami bertanya pada staff atau anak buahnya disana.
Setelah beliu pergi saya bertanya ke CDR. Helges, siapa sebenanya ‘Mr.Trond’ kami diberi tahu bahwa dia adalah Rear Admiral Trond Grytting, panglima AL Norway wilayah utara sekaligus-panglima NATO wilayah Eropa utara.
Khabar terakhir awal April 2010 ini Laksamana Muda Trond Grytting pindah tugas ke Washington sebagai atase militer Norway-NATO di ibukota USA.
For Your Eyes Only
Salah satu doktrin statement petinggi RHQNN yang melekat di kepalaku adalah statement diatas. ‘Please note and remind of all the memory and anything you see in your mind.’
demikian prinsip yang harus kupegang sebelum masuk ke fasilitas RHQNN.
Semenjak seleseinya ‘cold war’ –perang dingin dengan pihak pakta Warsawa, berbagai fasilitas nuklir pakta NATO yang sebelumnya digelar sebagai antisipasi persiapan perang Dunia 3 segera dipindahkan/dihancurkan atau disembunyikan’ disuatu tempat yang tersembunyi.
Didalam bunker RHQNN, ada banyak ruangan di markas RHQNN yang tak ditunjukkan kepada kami seperti ‘NATO Room Class-1’ dan ‘NATO Room Class-2’ sementara NATO Room Class 3 adalah berisi produk-produk komersial dibidang militer dan defense yang telah dilansir dan dipasarkan di negara negara dluar anggota NATO.
Masih segar dalam ingatanku waktu masih usia SD pada tahun 1980-an yaitu perlombaan aneka senjata nuklir dan misile antar benua seperti rudal SS milik pakta Warsawa dan rudal ICBM –Inter continental Balistic Missile milik NATO…Lalu dimana atau apakah berbagai senjata dan sistem pengendalinya itu telah dimusnahkan atau dpindahkan semuanya. Saya tak 100 % percaya akan hal itu.
Satu hal prinsip yang kupercayai adalah janganlah kita gampang percaya dengan apa yang tampak oleh mata kita. Karena mata kita gampang sekali ditipu atau dikelabui oleh obyek obyek kamuflase. Itulah yang menjadi prinsip perang modern. Saat ini obyek apapun dimuka bumi ini akan mudah dipantau atau dikenali oleh satellite observasi bumi –Earth Observation Satellite’ atau sering disebut sebagai ‘Spy Satellite’ adalah ‘eyes’ in the sky yang tak kita miliki sampai kini. Sementara tetangga kita seperti Malaysia, Singapura dan Thailand telah lebih dulu mewujudkannya. Siapa yang kaya informasi, atau pintar mengelabui musuh akan menang.
Berkaca dari fasilitas RHQNN, saya sedih dan prihatin kejadian sebaliknya terjadi di negeriku. Simbol-simbol negara malah digelar dan dipertontonkan untuk menakut nakuti rakyat sendiri dengan berbagai issue seperti terorisme. Sementara dengan pihak asing kita gampang sekali bertekuk lutut tanpa perang. Para pemegang kuasa lebih percaya pada sumber sumber asing yang bermaksud buruk dengan kedok ‘investasi’ Sementara para ahli kita yang pintar dan banyak ilmu memilih minggir karena tak didengar suaranya. Banyak rahasia kekayaan negara yang tersimpan di bumi dan didasar laut telah diketahui oleh pihak asing dan telah diupayakan untuk dikuasai dengan berbagai cara walau harus mengubah berbagai peraturan-perundangan undangan di sini.
Markas RHQNN
Esoknya, pagi-pagi sekitar pukul 06.00 kami sudah bersiap dan sarapan di restoran hotel Rica-Bodo. Omelet dan roti bakar coklat dan orange juice adalah menu sarapan yang cocok dengan lidahku kalau sedang pergi keluar negeri.
Sekitar pukul 07 kami telah siap berangkat menuju Reitan dengan naik mobil Audi A6 Wagon yang disewa kawan dari TSS. Sepanjang jalan hujan rintik rintik dan indikator suhu menunjukkan suhu sekitar 10 derajad. Didalam mobil udara terasa hangat karena mobilnya memiliki system penghangat ruangan. Cuaca sedang hujan rintik-rintik, indikator suhu mobil menunjukkan suhu sekitar 10 derajat Celsius.
Pangkalan pemantauan laut (RHQNN-Regional Head Quarter North Norway) Reitan terletak sekitar 25 kilometer diluar kota Bodo, di desa kecil Reitan. Dari luar fasilitas militer itu terlihat biasa saja, disana sini banyak semak belukar yang dibiarkan tumbuh liar. Pintu gerbang hanya dijaga seorang tentara, setelah berkomunikasi dengan atasannya mobil kami dipersilahkan masuk dan parkir.
Dalam suasana dingin dan hujan rintik-rintik muncullah sesosok yang sudah saya kenal sebelumnya, Comander-CDR Helges Berheusen dengan memakai jas hujan warna biru. Dengan tersenyum ramah perwira itu menghampiri kami. Kawan saya Mayor TNI AU ‘Abdullah’ sempat terheran-heran karena seorang pejabat perwira menengah militer mau menyambut kami walau suasana cuaca tidak bersahabat. Setelah saling memperkenalkan diri kami diajak berjalan-jalan mengelilingi kompleks RHQNN camuflase.
Dijelaskan oleh komander Helges bahwa seluruh fasilitas diluar (ada beberapa gedung bertingkat dengan mobil terparkir didepannya) kurang terpakai karena markas mereka yang sebenarnya ada di dalam gunung batu granite di balik bukit sekitar 2 km dari tempat parkir tsb. Kami segera berjalan menuju kemarkas mengikuti CDR Helges.
Pintu gua markas RHQNN terlindung oleh tumpukan batu kali setinggi sekitar empat meter dengan ketebalan sekitar tiga meter dengan formasi huruf L, pintu gua ditutup oleh pintu besi yang bisa terbuka secara otomotis.
Setelah mendapat kartu kunjungan kami, dipersilakan masuk. Semua barang bawaan kami, kamera, hand-phone dsb harus ditinggalkan di tempat khusus yang tersedia di pintu masuk markas.
Dari pintu gua ini kami harus berjalan lagi sejauh sekitar 1,500 meter masuk kedalam gunung, lantai sudah beraspal dan dinding gua bercat putih sehingga terkesan cerah.
Karena latarbelakangku bukan militer, maka fisikku kurang terlatih dan agak drop karena kurang istirahat dan kecapekan sejak sebelum berangkat hingga tiba di Frankfurt, transit dan mengejar pesawat di Oslo. Ditambah dengan kondisi suhu dingin dibawah 10 celsius kakiku mengalami ‘muscle cramp’- kejang otot- dan terpaksa berjalan dengan setengah menyeret sebelah kaki. Untuk mengeluh atau minta ijin istirahat sungkan rasanya.
Sekitar 300 meter menjelang gerbang pertama lorong gua berbelok. Disana ada pintu gerbang dan pos jaga lagi yang mempersilakan kami masuk. Pintu gua yang kami masuki adalah pintu baja setebal sekitar 30 cm dan beberapa meter kemudian ada pintu baja kedua.
Beberapa puluh meter kami menuruni tangga besi sekitar 3 tingkat dan melewati lorong-lorong. Kami melewati beberapa pintu dengan tulisan ‘NATO Room Clas-2’, NATO Room Class-1’.
Kemudian kami masuk ke salah satu ruangan yang dikoordinasi oleh RHQNN. Kami masuk dalam ruang operation room dimana didalamnya ada sekitar 10 tentara berseragam sedang bekerja di depan komputer masing-masing.
Di dinding ada sekitar 4 layar LCD TV sekitar 65 inchi, 3 layar TV bertulisan ‘Wellcome to RHQNN’ sementara layar ke-empat menunjukkan peta Norwegia bagian utara. Dilayar nampak beberapa gambaran yaitu pergerakan pesawat terbang, sementara di laut terlihat pergerakan kapal. Semua pergerakan diatas pemukaan bumi bagian utara terlihat di layar itu. Selanjutnya CDR.Helges menjelaskan bagaimana mereka memantau semua pergerakan di permukaan laut dan udara Norway sebelah utara khususnya yang berbatasan dengan Rusia, melalui berbagai instrument seperti radar (pantai dan kapal perang), pemantauan AWACS (Aerial Eary Warning) dan satellite surveillance (optis dan radar/SAR) bahkan Subsurface surveillance / kondisi bawah air untuk memantau pergerakan kapal selam atau obyek lain. Kesemua pencitraan instrmen tsb diintegrasikan di layar TV/Wall Display yang dikenal sebagai NPC-National Picture Compilation.
Norsk Luftfartsmuseum
Setelah ‘check in’ meletakkan ‘luggage’ di kamar hotel Rica kami segera keluar. diajak keliling kota Bodo oleh staff TSS. Kota Bodo tak terlalu besar, penduduknya hanya sekitar 45,000 namun fasilitasnya sangat lengkap untuk ukuran kota kecil, yaitu tersedia bandara (lufthavn) dan pelabuhan laut (porthavn) yang cukup besar. Salah satu ciri landscape kota pelabuhan di dekat kutub adalah tak ada pohon pohon tinggi yang ada hanya perdu serta bangunan buatan manusia.
Siang itu kota Bodo cuacanya agak mendung terkadang diselingi hujan rintik rintik, cukup dingin untuk kami sekitar 8 derajad. Kemudian kami berhenti di dekat Museum penerbangan Bodo.
Rupanya staff TSS ini tidak mau terlalu mencampuri urusan kami dan membiarkan kami berpetualang dekat museum. Kami ditinggalkan olehnya di depan musium Norwegia Nasional Aviation Museum, dan dia berpamitan dan akan menjemput kami sekitar 4 jam lagi.
Norsk Luftfartsmuseum, menyediakan wahana yang menarik untuk belajar sejarah penerbangan baik sipil dan militer. Dalam bangunan berbentuk seperti ‘baling-baling raksasa’, kita serasa berpetualang memasuki dunia penerbangan mulai dari era layang-layang, era balon udara hingga era roket modern. Masuk musium penerbangan ini seakan kita dibawa pada mimpi semasa anak anak yang bercita cita bisa terbang baik dalam masa perang dan damai. Aneka wahana dan sistem penerbangan disuguhkan secara lengkap sebagai hiburan, sistem pertahanan dan transportasi. Di depan museum juga tersedia pameran udara hasil dari kerjasama antara Norsk Luftfartsmuseum, Norwegia Angkatan Udara Museum dan Museum AVINOR. Dari museum ini ternyata juga ada jalur khusus menuju Bodo Airforce Station.
Sejarah Stasiun Udara dimulai pada tahun 1921 dengan penerbangan pengantaran surat biasa (pos udara) . Pada awal 1940 dua kapal Sandringham, Gloster Gladiator No 263 Squadron RAF kemudian terbang dari Britania Raya dengan insinyur dan peralatan mereka untuk mulai bekerja memperbaiki landasan pacu. dan beberapa pilihan dipelajari sebelum memutuskan untuk membangun landasan pacu di Plassmyra di luar Bodø.
Selama Perang Dunia II, landasan udara Bodø dipermak sebagai basis udara melawan Jerman. Setelah selesei PD II mengambil pangkalan udara, membiarkan selimut beton pada lapangan terbang, dan membangunnya sebagai ‘spredningshangarer’ Setelah perang, Norwegia mengambil alih operasi bandara. Pada tahun 1950 diputuskan untuk membangun pangkalan udara untuk pangkalan udara militer utama, dan selesei tahun 1956.
Staisun udara Bodø selalu di renovasi dan modernisasi. Pada era setelah 1988, NATO menyuntikkan dana miliaran dolar pada pengembangan ‘hovedflystasjonen’ untuk logistik dan cadangan ala bantuan besar dalam kasus darurat. Selama Perang Dingin stasiun tersebut adalah salah satu dasar yang paling penting bagi Norwegia. Selama terjadi krisis pernag nuklir antara Uni Soviet dan NATO, Bodø Stasiun Udara Utama fungsi utama adalah untuk memberikan kontribusi dengan pesawat tempur untuk membuka sistem pertahanan udara Soviet, dengan pembom B-52 milik Komando Strategis Udara (SAC) untuk mensuplai senjata nuklir di instalasi militer NATO. Setelah masa damai Pemerintah Norwegia tidak mengijinkan penempatan senjata nuklir di kerajaan Noway. Namun di Bodø Air Stasiun ada bangunan khusus untuk penyimpanan untuk menerima senjata nuklir khususnya untuk siaga pada masa krisis.
Setelah lelah berkeliling museum sembari belajar sejarah militer dan penerbangan, kami berburu souvenir bernuansa ‘airforce’. Aku mendapatkan sebuah ‘Brown Barret’ dan sebuah ‘Badge' Norway Airforce Cold Response’ dan puluhan postcard. Malam harinya kami dijamu makan malam di restoran Thailand di kota Bodo oleh staff Kongsberg Maritim and Defence.
Selasa, 20 Juli 2010
Bodo:Land of The GOD
Perjalanan pesawat dari Tromso menuju Bodo hanya ditempuh kurang dari sejam. Cuaca agak berkabut ketika kami mendarat di Bodo Lufthavn. Bandara Bodo tidak terlalu besar, tapi cukup artistik dan canggih. Di langit kota Bodo yang cukup gelap seringkali terdengar raungan suara pesawat jet tempur yang sangat keras walau tak terlihat pesawatnya. Hal itu menandakan, ada pangkalan pesawat tempur disekitar kota ini, walau tak terlihat dengan jelas. Dari suaranya dan referensi yang kubaca tentang pesawat NATO kemungkinan sejenis F-16 atau F-18 Hornet. Didekat bandara ada beberapa bukit kecil yang setelah kami dekati merupakan bunker bunker untuk menyembunyikan pesawat tertentu (stealth & bomber misalnya: SR 17 Blackbird atau F-117 NightHawk).
Bodø adalah pusat administratif Nordland County. Dengan 45 000 warganya adalah kota kedua terbesar di Norwegia Utara, dengan fasilitas cukup modern. Dalam bahasa Norway..Bodo berarti ‘padang rumput’. Kota ini merupakan salah satu ujung tombak pangkalan udara NATO pada masa perang dingin. Kota ini pernah luluh lantak pada perang dunia kedua karena dibombardir oleh Jerman. Mengingat sejarah perang yang sangat monumental itu di Bodo ini didirikan Norsk Luftfartsmuseum (Museum penerbangan) yang sempat kami kunjungi selama di kota ini.
Bodø menantang berbagai aktivitas wisata ekologi yang menarik seperti arung jeram, main perahu kayax di laut, memancing, menonton elang laut sedang berburu, wisata kota, atau sekedar belanja atau bersantai di kafe lokal. Kota Bodo adalah salah satu lokasi terbaik untuk melihat ‘White Night’ malam tanpa gelap dan melihat ‘Midnight Sun’, serta tempat-tempat paling terkenal seperti Saltstraumen, pusat pasang surut terkuat dunia, gletser Svartisen dan pulau-pulau Lofoten tempat bermukim keluarga ‘Killer Whale’.
Kota Bodo juga cocok untuk 'wisata sejarah militer' karena memiliki sejarah panjang dengan angkatan bersenjata khususnya Angkatan udara Norway Royal Norwegian Air Force (RNoAF). Bodo juga merupakan ’home base’ bagi instalasi CAOC3-pemantauan laut dan udara NATO yang tersembunyi didalam gunung batu yang sempat kami masuki juga. Angkatan udaranya yang secara reguler melakukan latihan selama musim dingin. Di kota Bodo juga terdapat sekolah bagi Norway Advanced Surface to Air Missile System atau di Indonesia dikenal sebagai Den-Rudal-Detasemen Rudal. Selama perang dingin kota Bodo memainkan peran vital bagi NATO untuk menghadapi Pakta Warsawa, yaitu sebagai pangkalan pesawat-pesawat Bomber NATO (USA) sebagai persiapan serangan terdekat ke berbagai target di Uni Soviet. Di kota ini kami menginap di Rica Hotel dekat kawasan pelabuhan.
Minggu, 18 Juli 2010
Fjords of Scandinavia
Perjalanan dari Tromso menuju Bodo merupakan perjalanan ‘inter-insulair’-antar pulau. Sebenarnya perjalanan ini bisa juga ditempuh dengan ‘Troms-Bus’ bus antar kota di Tromso. Namun pasti memerlukan waktu yang sangat panjang dan mungkin mencapai dua hari walau jaraknya hanya sekitar 500 km, namun apabila melewati jalan darat jaraknya mencapai hampir 1,000 km. Sementara jadwal kami tak memungkinkan hal itu. Perjalanan darat antara Tromso dan Bodo menjadi panjang karena melewati ngarai dan lembah berkelok kelok, naik turun gunung dan terkadang menyeberang ‘fjord’. Pemandangan di kawasan itu sangat indah, terlebih di musim summer. Pemandangan gunung salju, lembah dan fjords itu juga terlihat apabila pesawat kami sedang terbang merendah.
Fjords adalah lembah sangat curam dan sempit, dengan dasar lembah berupa laut dalam yang menjorok ke darat dan terbentuk karena aktivitas glasial. Fjords terbentuk ketika gletser memotong lembah berbentuk U oleh abrasi dari batuan dasar (bed rock) sekitarnya. Banyak lembah di Norway utara terbentuk selama zaman es terakhir. Es mencair disertai dengan ‘rebound’ lapisan kerak bumi akibat beban es dan sedimen yang mengalami erosi (disebut ‘isostasy’ atau ’rebound glasial’).
Dalam beberapa kasus 'rebound gletser' lebih cepat daripada naiknya permukaan laut. Kebanyakan fjords lebih dalam dari laut yang berdekatan; Sognefjord, Norwegia, mencapai tinggi 1.300 (4.265 kaki) di atas permukaan laut. Fjords umumnya memiliki ambang atau naik di mulut fjords disebabkan oleh Moraine terminal gletser sebelumnya, dalam banyak kasus menyebabkan arus air asin yang ekstrim dan deras (Skookumchuck) misalnya Saltstraumen di Bodo Norwegia sering digambarkan sebagai kawasan pasut-pasang surut terkuat di dunia.
Terumbu karang
Sampai akhir 2000, beberapa jenis terumbu karang ditemukan di sepanjang bagian bawah fiord Norwegia. Terumbu karang ditemukan di fjord dari utara ke selatan Norwegia. Kehidupan laut pada terumbu karang yang diyakini menjadi salah satu alasan mengapa pantai Norwegia adalah kaya sumberdaya ikan. Karena penemuan ini cukup baru, penelitian masih sedikit jadi terbuka kesempatan untuk melakukan riset tentang terumbu karang di fjords. Tapi hati hati karena terumbu karang fjords adalah inang bagi ribuan ‘lifeforms’ seperti plankton, karang, anemon, ikan, bahkan beberapa jenis hiu, paus dan banyak lagi.
Di Selandia Baru ada fjord sebagai host terumbu karang laut, dimana lapisan permukaan air tawarnya dan air laut terpisah sehingga memungkinkan terumbu karang tersebut tumbuh di tempat lebih dangkal dari biasanya. Sebuah observatorium bawah laut ’Milford Sound’ memungkinkan wisatawan untuk melihat terumbu karang tanpa menyelam.
Fjords di Skandinavia
Penggunaan fjord kata (termasuk bahasa Skandinavia timur fjärd) lebih umum dalam bahasa-bahasa Skandinavia daripada dalam bahasa Inggris. Di Skandinavia (Norwegia, Denmark dan Swedia barat), fjord digunakan untuk inlet laut yang sempit. Di Norwegia, penggunaan yang paling dekat dengan Norse Lama, dengan fjord digunakan untuk sebuah muara laut yang masuk kedarat berbentuk panjang dan sempit. Di Norwegia timur, istilah ini juga diterapkan untuk danau air tawar yang memanjang dan sempit (misalnya Mjøsa [sering disebut sebagai fjorden], Randsfjorden dan Tyrifjorden) dan kadang-kadang bahkan untuk sungai (dalam penggunaan lokal, misalnya di Flå di Hallingdal, sungai Hallingdal disebut sebagai fjorden). Di Swedia timur, fjärd nama digunakan secara sinonim untuk teluk, bights dan inlet sempit di pantai Laut Baltik Swedia, dan di danau yang paling Swedia. Istilah yang terakhir ini juga digunakan untuk badan air di lepas pantai Finlandia dan Swedia. Di Denmark, kata ‘fjords’ bahkan mungkin berlaku untuk laguna dangkal. Dalam bahasa Icelandic modern, fjörður masih digunakan dengan arti lebih luas dari muara laut yang masuk. Dalam bahasa Finlandia, sebuah kata ‘vuono’ sebagai nama lainnya meskipun hanya sebuah fjord ditemukan di Finlandia.
Nampak sedikitnya riset tentang 'kehidupan di fjords; merupakan tantangan tersendiri bagi kalian 'peneliti kelautan tropis' yang lebih nekat dan gagah berani. Dengan syarat, tinggalkanlah keluargamu dengan warisan asuransi jiwa yang cukup.
Langganan:
Postingan (Atom)