Blog ini berisi artikel,wawancara, laporan perjalanan dan aneka pengalaman di berbagai bidang dan wilayah!
Senin, 15 Februari 2010
Lomba Satelit
Bencana polusi minyak di kawasan Timor Gap ternyata memicu berbagai provider satelit untuk menawarkan jasa observasi dan monitoring pergerakan tumpahan minyak. Bencana ini seakan menjadi ajang adu keakuratan dan kecepatan pencitraan pencemaran minyak di laut lepas tsb.
Beberapa satelit radar dan satelit sensor optical multi-spectral belomba mencitrakan pencemaran tumpahan minyak yang tergolong mahadasyat itu. Lokasi lapangan minyak Montara yang sangat jauh memerlukan wahana khusus untuk memantaunya, kondisi itu diperankan dengan baik oleh beberapa satelit observasi bumi seperti beberapa satelit radar COSMO-SkyMed (Italy), TerraSAR-X (Germany) and ENVISAT (European Space Agency).
Wahana radar via satelit ini telah membuktikan kemampuannya dalam mendeteksi tumpahan minyak dipermukaan laut tanpa terhalang oleh kehadiran awan. Sekaligus memberikan laporan kharakterisktik temporal dan spasial termasuk prediksi pola pergerakannya. Pada saat langit cerah citra tumpahan minyak juga berhasil diabadikan oleh satelit resolusi sedang dan rendah MODIS Terra dan Aqua milik USA.
Satelit yang dilengkapi sensor SAR-Synthetic aperture radar akan memancarkan sinyal microves yang dipantulkan oleh obyek sebagai ‘backscattered’ dengan intensitas yang berbeda beda tergantung obyeknya. Tatkala minyak membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan laut, maka minyak akan menghalangi pantulan gelombang-gelombang microvave tsb sehingga akan tampak citra lebih gelap pada layar monitor. Perbedaan sebaran dari areal yang memantulkan gelombang microvaves, satelit radar dapat mendeteksi lapisan tumpahan minyak, posisi, ukurannya.
Apabila citra tumpahan minyak dikombinasikan dengan citra arah angin dan arus laut maka pola pergerakan lapisan minyak tsb dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang. Pemakaian satelit-satelit lintas kutub (Polar Orbit) dengan teknologi ASAR-Advance sytnthetic aperture radar, sebenarnya dapat mendeteksi tumpahan minyak di permukaan laut. Setelah dikombinasikan dengan sensor seperti AIS-Automatic Identification System yang terpasang obyek dilaut seperti kapal atau rig eksplorasi minyak dilepas pantai, kita dapat melacak siapa dan kemana sumbernya bersembunyi.
Berdasarkan teknik yang sama seperti pemantauan tumpahan minyak, pendeteksian rembesan minyak mentah (hydrocarbon) dari dasar laut mungkin saja terjadi. Hidrokarbon yang berada di bawah permukaan laut bisa saja mengalami kebocoran pipa atau kapal dari dasar laut, dan keluar membentuk lapisan minyak di permukaan laut. Gelombang-gelombang gas yang dikelilingi oleh minyak dapat muncul ke permukaan melalui ledakan-ledakan gelembung dalam air. Lalu akan memunculkan lapisan minyak yang kecil dan tipis (film).
Areal wilayah alami tersebut diketahui terjadi dari waktu ke waktu dalam cadangan-cadangan minyak yang potensial, frekuensi dan jumlah rembesannya juga berbeda-beda. Hal ini umumnya hanya menarik bagi perusahaan – perusahaan minyak, yakni melakukan pencarian minyak di ladang-ladang samudera yang baru atau sebagai pendukung terhadap kegiatan eksplorasi lainnya yang ada di wilayah tersebut. Teknik ini pula yang telah dipakai oleh PTTEP untuk menemukan cadangan minyak di celah Timor diantara kawasan blok segitiga Indonesia, Timor Leste dan Australia.
Beberapa negara mulai berlomba meluncurkan satelit-satelit pemantau untuk keperluan pertahanan dan riset disamping memantau berbagai aktivitas lingkungan di bumi seperti pencemaran di laut. Beberapa satelit tsb diantaranya: Envisat, Terra SAR-X, Spot, Radarsat, Modis dan Cosmo-Skymed.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar