Rabu, 17 Februari 2010

Nginap Gratis di Swiss


Esoknya pagi pagi kami segera berangkat menuju kota Montreux dengan kereta. Jarak Geneva ke Montreux kira kira 4 jam perjalanan, waktu yang cukup untuk merampungkan bahan bahan presentasiku di Symposium tsb. Suasana dalam kereta dari Geneva waktu itu cukup sepi, penumpangnya sangat jarang tak seperti kondisi penumpang kereta di negeriku yang selalu berjubel bahkan tak jarang ada yang bertengger diatap kereta.

Dalam perjalanan menuju Montreux itu, aku duduk sendirian terpisah dengan teman lain dari Indonesia. Kemudian dari stasiun pertama berhenti sebelah timur Geneva naiklah penumpang seorang ibu. Kemudian dia duduk di kursi di depanku. Melihatku kelihatan sibuk bekerja dengan laptop, dia terseyum ramah. Mungkin dia melihatku sebagai orang ’Asia aneh’ yang jarang ditemui di Geneva
Lalu kuhentikan kerjaku dan menyapanya!
‘Bonjour madam’, Hallo- selamat pagi’ sapaku.
‘Eeeeh, hallo, Selamat pagi juga’. Ibu itu tersenyum, melihatku kelihatan asing dan sepertinya baru datang dari perjalanan jauh. Kerna disebelahku banyak perbekalan satu tas komputer, ransel dan sebuah tas trolley cukup besar.

’Kamu dari mana’ tanyanya.
‘Saya dari Indonesia !’
‘Apakah anda tahu dimana posisi Indonesia’ ,tanyaku kepadanya.
Dia diam kelihatan berpikir sebentar. Tak jarang saya harus mengubah beberapa istilah dalam percakapan itu dengan bahasa yang gampang di mengerti baik itu dalam bahasa Jerman atau Perancis.
‘Negeri kami disebelah selatan Singapore kira kira 12 jam terbang dari Zurich’, jelasku. ’Ach so’,..dia baru paham..
‘Saya dari Lucerne ..sebelum..Montreux ,
‘Iya..saya tahu sedikit tentang Asia tenggara, saya punya anak perempuan yang sekarang ini bekerja di Philipina..
‘Apakah ini pertama kalinya kamu ke Swiss’ .
‘Ya’, jawabku …. Tapi sebelumnya tahun 1999-an saya pernah bersekolah di Karlsruhe dekat Basel-Swiss’’, jelasku.
.’Oo…,bagus..kalau begitu’,
‘Apakah kamu sudah berkeluarga’,tanyanya.
’Iya, sudah, Saya menikah dan punya 2 putri kecil.yang lucu’, jawabku menjelaskan.
‘Ada keperluan apa kamu ke Montreux’,
‘Kami sedang menghadiri undangan dari Badan Antariksa Swiss dan ESA untuk Symposium pemanfaatan satellite untuk pemantauan kualitas lingkungan seperti kebakaran hutan atau pencemaran di laut’’ jelasku.

‘Oooo begitu, pantas .sejak beberapa minggu lalu saya melihat kesibukan dinas pariwisata ..mempersiapkan ..acara besar di pusat pameran di Montreoux’ , jelasnya.
‘Dimana kamu bermalam’
‘Belum tahu, nanti kami cari segera sesampainya di Montreux’
Dia tersenyum kemudian berkata lagi:
‘Begini, apabila kamu percaya akan Yesus,
maka kamu boleh menginap di rumahku...gratis..tanpa membayar
atau kamu akan banyak mendapat bantuan mendapatkan tempat bermalam disana,’ katanya menawarkan.

Aku tercenung sejenak mendengar ucapannya terakhir.
Segera aku menjawab ’Terimakasih. Sebenarnya dalam kepercayaan kami, kami juga percaya akan Yesus sebagai rosul dan utusan sebagimana Muhammad, Musa, Yusup, Adam dll dan Allah-lah Tuhan kami,’ saya menjelaskan padanya
Ibu itu langsung terdiam, dan tidak mengajak aku bercakap lagi sampai di Lucern ibu itu turun dan mohon pamit.
‘Selamat jalan ya, Salam buat teman-teman dan keluargamu ‘, katanya berpamitan.
‘Baik…! akan saya sampaikan kepada mereka terimakasih-Mercy, bye !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar