Senin, 15 Februari 2010

Polusi Timor Gap


Bencana polusi minyak di kawasan Timor Gap ternyata memicu perlombaan provider satelit untuk menawarkan jasanya dalam keakuratan dan kecepatan pencitraan pencemaran di laut lepas tsb. Sebagian provider satelit mengkategorikan bencana di Timor Gap itu sebagai ‘picture of the month’ dan mungkin segera menjadi ‘picture of the year’ sebagai ‘deadly beautiful picture’ -gambar cantik yang mematikan’ dari langit.

Suatu bancana ekologis besar tengah berlangsung di jurisdiksi tiga negara bertetangga yaitu Australia, Timor Leste dan Indonesia. Peristiwa itu dimulai pada 21 Agustus 2009, sebuah rig minyak bernama ‘The West Atlas’ milik Seadrill - yang dikontrak oleh PTTEP Australasia (perusahaan multinasional milik mantan PM Thailand Thaksin Sinawatra) dan berada di 690 kilometer dari Kota Darwin, Australia mengalami kecelakaan. Dalam proyek eksplorasi minyak lepas pantai terbesar kedua di Australia bernama Blok Montara gagal dalam melakukan –snubbing- penutupan lubang pengeboran sehingga minyak dari dasar laut sedalam kurang lebih 2,6 kilometer itu meluber menyembur keluar dan mengotori Laut Timor. Diprediksi sejak 21 agustus 2009 sebanyak lebih dari 2,000 barrel minyak perhari meluber keluar air laut dan menggenangi kawasan seluas 6,000 kilometer persegi. Kemudian pada 29 September 2009 tumpahan itu mulai mendekati wilayah Indonesia dengan posisi sejauh sekitar 50 mil dari batas wilayah perairan laut antara Indonesia-Australia dan terus bergerak mengikuti arus laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar